Tahun 2004 menjadi titik balik Aceh berbenah dan bangkit dari keterpurukan. Pasca bencana alam (gempa-tsunami) dan bencana kemanusiaan (kon ik) menuntun adanya proses rehabilitasi dan rekonstruksi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, Indonesia dan pihak asing (luar negeri) dalam berbagai bidang turut menumbuhkan perekonomian dan sosial masyarakat Aceh dengan pesat. Proses itu tidak hanya fokus di infrastruktur, akan tetapi juga di bidang sosial keagamaan dan cagar budaya, serta mempengaruhi pola pikir dan cara pandang generasi sekarang. Sebagai daerah kaya potensi alam dan mewariskan nilai sejarah dan budaya masa lampau, Aceh bergulir dalam beragam cuaca politik dan kebijakan, mulai dari periode kesultanan, kolonial, hingga kemerdekaan Indonesia. Pergolakan dan peperangan panjang juga menghiasi tiga periode tersebut di Aceh, baik pertikaian internal, perang saudara, maupun kon ik vertikal dan horizontal. Akibatnya, cagar budaya dan kearifan masyarakat terkubur oleh bencana kemanusia tersebut, terlebih “kekayaan alam dan kearifan” musnah saat bencana alam terbesar terjadi di abad ke-21.
CITATION STYLE
Hermansyah, H. (2015). MANUSKRIP ACEH: REVITALISASI KEARIFAN MASYARAKAT ACEH DI ERA GLOBAL. Jurnal Elektronik WACANA ETNIK, 5(1), 25. https://doi.org/10.25077/we.v5.i1.57
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.