Pemimpin agama Indonesia memainkan peran kunci dalam pandemi COVID-19 karena keputusan dan pandangan mereka didengarkan oleh sebagian besar komunitas Muslim. Kajian ini berfokus pada reaksi dan pandangan organisasi Islam arus utama seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jamaah Tabligh dan Front Pembela Islam (FPI) dan beberapa buronan Muslim seperti Ustadz Abdul Somad, dan Kyai Najih di Indonesia. untuk mengatasi COVID-19. Makalah ini menemukan bahwa tanggapan beberapa komunitas Muslim terhadap Covid-19 belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman pemerintah Indonesia. Selama pandemi Covid-19, beberapa pemimpin agama mengadakan dan mempromosikan pertemuan ibadah. Hal ini ditunjukkan oleh reaksi yang menunjukkan pro dan kontra dari masyarakat Muslim dan juga tampak resisten terhadap kebijakan yang ditetapkan. Kedua, ormas Islam arus utama seperti NU, MU, dan MUI telah mengambil pendekatan yang logis dan realistis dalam meminta pengikutnya untuk mematuhi pedoman jarak sosial dari penguasa. Namun, teori konspirasi oleh beberapa guru Islam telah memperumit situasi tersebut. Ketiga, pada awal munculnya Covid-19 di Indonesia (Januari dan Februari), respon para pemuka agama terpecah-pecah dan dipertanyakan, namun mantap seiring dengan kasus COVID-19 yang semakin menyebar di Indonesia, beberapa ormas Islam (seperti MUI) , Muhammadiyah, dan NU) dan tokoh-tokoh Islam (Abdul Somad, Kyai Najih, dan Nasaruddin Umar) bekerja keras bahu-membahu sesuai dengan pedoman.
CITATION STYLE
Taufik, A. (2021). Respons Komunitas Muslim Indonesia terhadap Wabah COVID-19. Jurnal Bimas Islam, 14(2), 273–310. https://doi.org/10.37302/jbi.v14i2.367
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.