Kelahiran anak Down Syndrom di Amerika Serikat kurang lebih 4.000 anak dilahirkan setiap tahunnya. MenurutIndonesia Centre For Biodiversity dan Biotechnology (ICBB) Bogor , terdapat lebih dari 300 ribu anak pengidap Down Syndrom di Indonesia. Umumnya anak Down Syndrom usia sekolah masih mengalami keterlambatan kemampuan motorik dan kesulitan melakukan koordinasi antara mata dan tangan. Salah satu terapi yang diberikan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak Down Syndrom yaitu terapi bermain meremas adonan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh terapi bermain terhadap kemampuan motorik halus anak Down Syndrom. Jenis penelitian Pre-Eksperimental Design dengan rancanganOne Group Pretest-Posttest Design. Penelitian dilakukan di SLB YPPLB Padang tanggal 08 Mei s/d 28 Mei 2016 sebanyak 12 kali pertemuan dengan metode meremas adonan. Populasi penelitian anak Down Syndrom usia 6-12 tahun. Jumlah sampel 13 orang dengan teknik sampling jenuh. Pengolahan data secara komputerisasi dengan uji wilcoxon. Hasil penelitian didapatkan rerata kemampuan motorik halus sebelum diberikan terapi bermain 5,08 dan sesudah diberikan terapi bermain 12,46. Hasil uji statistik didapatkan nilai P= 0,002, dimana terdapat pengaruh terapi bermain terhadap kemampuan motorik halus anak Down Syndrom. Berdasarkan hasil penelitian disarankan instansi pendidikan untuk lebih mengupayakan sarana alat-alat terapi bermain, latihan terus menerus 3 kali dalam seminggu selama ± 15 menit untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak Down Syndrom dan pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak Down Syndrom dengan latihan terapi bermain dirumah.
CITATION STYLE
arianti, diana. (2018). PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DOWN SYNDROMEDI SLB YPPLB PADANG. JIK- JURNAL ILMU KESEHATAN, 2(1), 23–30. https://doi.org/10.33757/jik.v2i1.79
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.