Perkembangan teknologi tidak serta merta memberikan dampak yang selalu positif. Sebagai contoh, seiring meningkatnya produk-produk portable maka kebutuhan baterai akan meningkat secara signifikan. Hal tersebut justru akan menambah jumlah limbah baterai. Konsumen membuang ratusan bahkan jutaan limbah baterai pertahunnya yang mengandung bahan beracun dan korosif ke lingkungan begitu saja. Oleh karena itu, perlu ada treatment untuk mengolah limbah baterai, salah satunya adalah dengan merecovery logam yang terkandung dalam baterai. Bioleaching merupakan suatu proses ekstraksi logam yang dilakukan dengan bantuan bakteri atau jamur yang mampu mengubah senyawa logam yang tidak dapat larut menjadi senyawa logam yang dapat larut dalam air melalui reaksi biokimia. Pada Proses bioleaching, jamur berperan menghasilkan asam organik yang mampu melarutkan logam. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh adaptasi mikroorganisme pada litium terhadap jumlah akumulasi litium dan membandingkannya dengan akumulasi litium tanpa adanya adaptasi mikroorganisme. Jamur yang digunakan adalah Aspergillus niger dan limbah baterai yang digunakan adalah baterai laptop bekas. Perbandingan dapat ditunjukkan dari hasil bioleaching litium dengan proses adaptasi yaitu sebesar 80% litium terleaching, sedangkan untuk hasil bioleaching litium tanpa proses adaptasi hanya sebesar 58% litium terleaching.
CITATION STYLE
Hasannah, C. S., Hakim, M. F., & Hakiim, A. (2019). Perbandingan Pengaruh Adaptasi Aspergillus niger Terakumulasi Litium Pada Proses Bioleaching. Jurnal Teknologi, 7(1), 9–18. https://doi.org/10.31479/jtek.v7i1.38
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.