Misi utama Nabi Muhammad swt. diutus oleh Allah ke muka bumi ini, adalah mengokohkan ke-Esaan Tuhan dan menegakkan kalimat Tauhid (la>ilah}a illah) dan pemurnian akidah bangsa Arab yang terkontaminasi budaya jahiliyah, serta bertaklid kepada nenek moyang. Namun pasca wafatnya Nabi Muhammad diskursus seputar kalam atau teologi dalam Islam menjadi hangat diperbincangkan. Pada masa Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah, konteks politik dalam Islam mulai berkembang, terkait perbincangan teologi. Kemudian diskursus tersebut berkembang menjadi aliran teologi Islam. Beberapa perdebatan seputar ketuhanan, menurut aliran Mu’tazilah, Asy`ariah, dan Maturudiyah yakni seputar sifat Tuhan, iman dan kufur, perbuatan Tuhan dan pebuatan manusia, kehendak mutlak dan keadilah Tuhan, wahyu dan akal, dan pelaku dosa besar. Konsepsi tentang Tuhan adalah inti dari setiap kepercayaan manusia. Tuhan selalu berada di puncak bangunan piramida kebutuhan manusia yang berkaitan dengan masalah keimanan. Di sini kita dapat memahami bersama bahwa menyembah Tuhan adalah cara manusia menuju ketakterhinggaan. Rana Tuhan yang tak terbatas kemudian dibahas di wilayah yang "terbatas". Artinya Tuhan ada dalam konsepsi manusia, sehingga konsepsi yang dibangun kemudian menjadikan Tuhan termasuk golongan tertentu. Hal inilah yang kemudian menjadi perbincangan madzhab dalam Islam.
CITATION STYLE
Arifuddin, A. (2022). Ketuhanan dalam Diskursus Teologi Mazhab Klasik. TASAMUH: Jurnal Studi Islam, 14(2), 251–262. https://doi.org/10.47945/tasamuh.v14i2.630
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.