Artikel ini adalah satu bagian dari hasil penelitian tentang fenomena baru dalam ritual, yaitu “bade beroda†saat mengusung jenazah ke kuburan (setra). Saat ini, baik di perkotaan maupun pedesaan terdapat tren bade di atas pedati beroda. Fenomena ini lalu mendapat beragam respon. “Bade beroda†dianggap sebagai satu bentuk inovasi dan kreativitas masyarakat Bali dalam mengatasi kompleksitas pekerjaan yang sebelumnya agraris dan homogen ke sektor jasa dan industri yang heterogen. Akibatnya, krama adat atau warga terkendala waktu untuk dapat dalam waktu bersamaan mengantarkan jenazah sampai ke kuburan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana masyarakat Bali menghadapi perubahan budaya dan agama. Adapun teori yang menjadi inspirasi untuk menganalisis masalah ini adalah transformasi dan komodifikasi. Pendekatan penelitian menggunakan paradigma fenomenologi dengan metode penelitian kualitatif. Simpulan penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Bali memiliki mekanisme sosial dan budaya yang secara lentur digunakan untuk mempertahankan ritus di tengah perubahan tanpa menghilangkan esensi dari makna bade dan upacara ngaben.
CITATION STYLE
Segara, I. N. Y. (2020). “Bade Berodaâ€: Transformasi dan Komodifikasi Budaya dalam Upacara Ngaben di Bali. Mudra Jurnal Seni Budaya, 35(1), 94–102. https://doi.org/10.31091/mudra.v35i1.810
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.