Tumorparu dapat menyebabkan berbagai gejala yang timbul bagi pasien, gejalayang sering dirasakan pasien dengan tumor paru adalah sesak. Sesak pada malam hari dapat meyebabkan kualitas tidur pasien terganggu. Tindakan keperawatan untuk mengatasi gejala tersebut adalah terapi inhalasi. Terapi inhalasi adalah pemberian obat secara inhalasi (hirupan) ke dalam saluran respiratori.Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhpemberian terapi inhalasi nebulizer terhadap penurunan frekuensi pernafasan pada pasien tumor paru. Desain studi kasus ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan proses asuhan keperawatan. Subjek studi kasus adalah pasien tumor paru yang menjalani rawat inap. Subjek studi kasus berjumlah 2 pasien, yang didapatkan secara purposive sampling. Pengambilan data menggunakan instrumen lembar observasi sebelum dan sesudah dilakukan kolaborasi terapi inhalasi nebulizer selama 15 menit. Pasien telah menandatangi lembar persetujuan. Hasil studi kasus menunjukan rata-rata frekuensi pernafasan kedua subjek studi kasus mengalami penurunan setelah diberikan terapi inhalasi nebulizer. Kolaborasi terapi inhalasi nebulizer mampu menurunkan frekuensi pernafasan pada pasien tumor paru. Diharapkan perawat mampu menerapkan terapi inhalasi nebulizer untuk menurunkan frekuensi pernafasan.
CITATION STYLE
Yulianawati, A., & Widodo, S. (2021). Penurunan Frekuensi Pernafasan Pada Klien Tumor Paru Dengan Pemberian Terapi Inhalasi Nebulizer. Ners Muda, 2(1), 30. https://doi.org/10.26714/nm.v2i1.6251
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.