Perkembangan Embrio dan Rasio Penetasan Telur Ikan Zebra Danio rerio (Hamilton, 1822) di Instalasi Perikanan Budidaya Punten Batu

Abstract

Indonesia termasuk penghasil ikan hias dan salah satu komoditas yang memiliki daya tarik tersendiri bagi konsumennya seperti ikan zebra (Danio rerio). Ikan zebra memiliki siklus hidup empat tahap yaitu: embrio, larva, ikan muda, dan ikan dewasa. Ikan zebra memiliki keuntungan yaitu menghasilkan telur 300-400 butir/minggu, embrio transparan sehingga organnya dapat diamati dengan jelas, dan mudah pemeliharaannya. Kualitas telur merupakan faktor primer dalam keberhasilan pembenihan ikan. Telur yang berkualitas memiliki tingkat pembuahan dan penetasan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor yang dapat mempengaruhi proses perkembangan embrio dan penetasan telur ikan zebra (Danio rerio). Penelitian berjenis campuran antara deskriptif eksperimental dengan kuantitatif menjelaskan semua tahapan perkembangbiakan dan rasio penetasan telur serta perkembangan embrio. Hasil penelitian mendapatkan bahwa pemberian pakan alami mampu mempercepat pertumbuhan, menangkal bibit penyakit, dan mempercepat pematangan gonad. Waktu   pelepasan induk yang baik yaitu pada pagi dan sore karena suhu perairan cenderung rendah. Hasil pengamatan telur di mikroskop didapati suatu serangan infeksi jamur Saprolegnia sp., jamur ini cenderung tumbuh menyebar di permukaan telur dan berbentuk hifa. Larva menetas mulai 48 jam hingga 72 jam pasca fertilisasi. Larva 2-3 dpf tetap dipelihara di media penetasan hingga menjadi benih. Tingkat keselamatan embrio berkisar 50%, sedangkan untuk larva hingga usia 21 dpf berkisar 100%. Hal ini diakibatkan jamur Saprolegnia sp., sehingga nilai indeks rasio penetasan kurang optimal dikarenakan terhambatnya pertumbuhan embrio dan berhujung kematian. Namun nilai indeks sintasan (survival rate) tinggi dikarenakan manajemen pemeliharaan larva yang optimal dengan pemberian pakan yang tepat dari susu bubuk dancow dan pengolahan air yang baik.