Mayoritas masyarakat belum mengenal wayang garing Banten dengan baik. Dengan demikian, upaya pelestarian dan pemahaman tentang wayang khas Banten ini belum maksimal. Hal itu disebabkan wayang garing lahir dan berkembang hanya di wilayah Kabupaten Serang, Banten. Untuk itu diperlukan kajian atau penelitian ilmiah sebagai bahan informasi dan apresiasi terhadap keberadaan wayang garing. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan melestarikan wayang garing asal Kabupaten Serang, Banten. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik perekaman, wawancara, pengamatan, dan studi pustaka. Teori yang digunakan adalah teori fungsi Wellek dan Warren. Penelitian ini pun mencermati upaya revitalisasi wayang garing sebagai penguatan kearifan lokal Banten. Simpulan dari tulisan ini adalah wayang garing berfungsi sebagai alat pemenuhan kebutuhan hidup bagi Kajali, satu-satunya pelaku wayang garing Banten. Fungsi lainnya adalah pemertahanan bahasa Jaseng (Jawa Serang) dan wayang khas Banten, serta dapat menjadi alternatif media pengajaran bahasa dan sastra Banten. Upaya revitalisasi yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah menyelenggarakan bengkel wayang garing, sosialisasi, dan kaderisasi.Abstract:The majority of people have not known Bantenese Wayang Garing (the Bantenese pup- pet) well. Hence, conservation effort and understanding of the typical Bantenese puppet have not been maximized. These are due to the puppet born and developed only in Serang regency, Banten. Based on the fact, it is necessary to conduct a study or scientific research as substantial informa- tion and appreciation of the existences of the puppet. The study is aimed at describing and pre- serving the puppet in Serang regency, Banten. The data collection technique is carried out by recordings, interviews, observations and literature studies.The applied theory is functions by Wellek and Warren. The research is also paying close attention to the revitalization efforts as the way to strengthen the local wisdom of Banten. From the research it can be concluded that the puppet has its function as subsistence for Kajali, the only puppeteer in Banten. It can also be a tool for the retention of Jaseng (JawaSerang) language, the preservation of Banten iconic puppet and a me- dia of teaching Bantenese language and literature. The revitalization efforts which can be done by the government are conducting workshops, giving socialization, and finding regeneration to con- tinue this iconic traditional culture.
CITATION STYLE
Seha, N., & Rivay, O. S. (2016). WAYANG GARING: FUNGSI DAN UPAYA MEREVITALISASI WAYANG KHAS BANTEN (Wayang Garing: The Function and The Revitalization Efforts of Bantenese Iconic Culture). METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra, 8(1), 77. https://doi.org/10.26610/metasastra.2015.v8i1.77-90
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.