Penggunaan temephos sebagai larvasida dalam pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia sudah berlangsung selama 40 tahun. Penggunaan larvasida yang sangat lama ini memunculkan adanya resistensi terhadap temephos. Cengkeh, salah satu tanaman asli Indonesia mengandung eugenol yang bersifat racun pada tubuh serangga. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti efektifitas minyak atsiri daun cengkeh Zanzibar dibandingkan dengan temephos dalam membunuh larva nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini menggunakan desain penelitian ekperimental laboratorik. Sampel yang digunakan adalah larva nyamuk A aegypti instar III. Larva nyamuk dikelompokan kedalam 6 kelompok, masing- masing diberikan minyak atsiri daun cengkeh dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Selanjutnya akan diamati jumlah larva setelah 24 jam. Berdasarkan uji stastistik didapatkan nilai p < 0,05 hal ini menandakan terdapat perbedaan rata-rata kematian pada kelompok uji, dan analisa post hoc menunjukan pada kelompok uji dengan 100 ppm minyak atsiri tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan temephos. Dari penitian ini didapatkan minyak atsiri daun cengkeh varietas Zanzibar memiliki efektifitas larvasida yang sama dengan temephos dalam membunuh larva nyamuk A aegypti.
CITATION STYLE
Pamungkas, R. W., Syafei, N. S., & Soeroto, A. Y. (2016). Perbandingan Efek Larvasida Minyak Atsiri Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) Varietas Zanzibar dengan Temephos terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti. Pharmaceutical Sciences and Research, 3(3), 139–144. https://doi.org/10.7454/psr.v3i3.3566
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.