Lahan sawah tadah hujan memiliki kesuburan dan ketersediaan air yang rendah, namun masih menjadi sumber pendapatan petani. Penelitian dilaksanakan di Desa Gemolong, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen dari Oktober–Desember 2021, dengan metode survei. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kelayakan finansial usahatani padi, sumber pendapatan dan pengeluaran rumah tangga dan mengidentifikasi kesejahteraan rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan petani dari usahatani padi sebesar Rp21.050.905,00/ha/musim. Pendapatan rumah tangga petani berasal dari usahatani padi, usahatani jagung, dan luar pertanian dengan kontribusi 41,52 persen, 18,88 persen, dan 39,60 persen. Distribusi pendapatan digunakan untuk konsumsi pangan (31,10 persen), konsumsi nonpangan (41,89 persen), biaya usahatani (22,84 persen), dan 4,16 persen pendapatan tidak dibelanjakan. Rata-rata rumah tangga petani lahan sawah tadah hujan berada dalam kondisi sejahtera, ditunjukkan dengan nilai pendapatanlebih besar dibandingkan nilai pengeluaran, pendapatan perkapita lebih tinggi dari angka garis kemiskinan dan nilai tukar pendapatan rumah tangga sebesar 1,78. Pekerjaan di luar pertanian mengurangi jumlah rumah tangga di bawah garis kemiskinan dari 9 menjadi 2 rumah tangga dan meningkatkan jumlah rumah tangga sejahtera dari 31 menjadi 38 rumah tangga. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kesejahteraan rumah tangga petani diharapkan dapat memberi pelatihan keterampilan agar petani memiliki akses terhadap kesempatan kerja di daerah pedesaan, baik di sektor pertanian maupun nonpertanian.
CITATION STYLE
Sahara, D., & Supriyo, A. (2022). Kontribusi Lahan Sawah Tadah Hujan terhadap Kesejahteraan Rumah Tangga Petani di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. JURNAL PANGAN, 31(3). https://doi.org/10.33964/jp.v31i3.606
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.