Al-Qur’an sebagai teks keagamaan umat Islam akan selalu menjadi perbincangan dari waktu ke waktu. Hal ini terjadi karena sifat Al-Qur’an yang berbeda dengan kitab-kitab lain. Al-Qur’an merupakan kalam Ilahi yang mempunyai sifat otoritatif (bahasa Tuhan). Gerakan wacana keislaman yang bersumber dari Al-Qur’an tak pernah berhenti bahkan semakin kencang, karena dalam Al-Qur’an terdapat dua gerak yaitu sentripetal dan sentrifugal. Aliran hermeneutika di dunia barat dibagi menjadi enam macam, yaitu: (1) hermeneutika reproduktif-empatis-psikologistis Friedrich Schleiermacher; (2) hermeneutika reproduktif-empatis-epistemologis Wilhem Dilthey; (3) hermeneutika ontologis Martin Heidegger; (4) hermeneutika filosofis Hans-Georg Gadamer; (5) hermeneutika kritis Jurgen Habermas dan Paul Ricoeur; dan (6) hermeneutika dekonstruktif Jacques Derrida. Sementara itu, aliran hermeneutik dalam Islam dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: (1) kelompok objektif dipelopori Fazlur Rahman, Mohammed Arkoun dan Nasr Hamid Abu Zaid. Hermeneutik objektif menggunakan hermeneutik dalam tataran intelektual saja; (2) kelompok non-objektif dipelopori Farid Esack dan Ali Asghar Engineer. Pendidikan bukan menanamkan doktrin, tetapi menyiapkan peserta didik untuk bisa menghadapi kenyataan yang terus berubah. Peserta didik diharapkan dapat menginterpretasikan diktum-diktum agama dengan pengalaman yang terus berubah.
CITATION STYLE
Irfan Syahroni, M. (2022). ALIRAN HERMENEUTIKA DALAM PANDANGAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. EJurnal Al Musthafa, 2(1), 68–84. https://doi.org/10.62552/ejam.v2i1.33
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.