ALIRAN HERMENEUTIKA DALAM PANDANGAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

  • Irfan Syahroni M
N/ACitations
Citations of this article
12Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Al-Qur’an sebagai teks keagamaan umat Islam akan selalu menjadi perbincangan dari waktu ke waktu. Hal ini terjadi karena sifat Al-Qur’an yang berbeda dengan kitab-kitab lain. Al-Qur’an merupakan kalam Ilahi yang mempunyai sifat otoritatif (bahasa Tuhan). Gerakan wacana keislaman yang bersumber dari Al-Qur’an tak pernah berhenti bahkan semakin kencang, karena dalam Al-Qur’an terdapat dua gerak yaitu sentripetal dan sentrifugal. Aliran hermeneutika di dunia barat dibagi menjadi enam macam, yaitu: (1) hermeneutika reproduktif-empatis-psikologistis Friedrich Schleiermacher; (2) hermeneutika reproduktif-empatis-epistemologis Wilhem Dilthey; (3) hermeneutika ontologis Martin Heidegger; (4) hermeneutika filosofis Hans-Georg Gadamer; (5) hermeneutika kritis Jurgen Habermas dan Paul Ricoeur; dan (6) hermeneutika dekonstruktif Jacques Derrida. Sementara itu, aliran hermeneutik dalam Islam dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: (1) kelompok objektif dipelopori Fazlur Rahman, Mohammed Arkoun dan Nasr Hamid Abu Zaid. Hermeneutik objektif menggunakan hermeneutik dalam tataran intelektual saja; (2) kelompok non-objektif dipelopori Farid Esack dan Ali Asghar Engineer. Pendidikan bukan menanamkan doktrin, tetapi menyiapkan peserta didik untuk bisa menghadapi kenyataan yang terus berubah. Peserta didik diharapkan dapat menginterpretasikan diktum-diktum agama dengan pengalaman yang terus berubah.

Cite

CITATION STYLE

APA

Irfan Syahroni, M. (2022). ALIRAN HERMENEUTIKA DALAM PANDANGAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. EJurnal Al Musthafa, 2(1), 68–84. https://doi.org/10.62552/ejam.v2i1.33

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free