Data Global Status Report on Non Communicable Disesases 2019 dari WHO menyebutkan 40% Negara berkembang memiliki penderita hipertensi, di kawasan Asia Tenggara 36% orang dewasa menderita hipertensi. (Kemenkes R1, 2019) dan lebih dari 25% orang Indonesia menderita hipertensi, namun hanya 10% yang mengetahui bahwa dirinya menderita hipertensi.(Kemenkes RI, 2018). Tatalaksana penyakit hipertensi dengan tepat dapat mencegah munculnya komplikasi hipertensi (Kemenkes, 2019). Dalam penatalaksanaan hipertensi, lansia membutuhkan dukungan dan motivasi dari keluarga, petugas kesehatan dan kader (Sudiantara et al., 2022). Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dan keluarga dalam merawat lansia hipertensi dengan sabar, berjuang dan bertahan (SAJUTA). Metode yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah dengan memberikan pelatihan kepada kader dan pendampingan pada keluarga tentang merawat lansia hipertensi dengan sabar, berjuang dan bertahan (SAJUTA). Sasaran kegiatan ini adalah 20 orang kader dan 20 keluarga lansia hipertensi. Lokasi kegiatan adalah Desa Cinanjung Tanjungsari Sumedang. Hasil dari kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan kader dari rerata skor 76,4 menjdi 86,7 (naik 10,3 poin) dan peningkatan pengetahuan keluarga dari 50,5 menjadi 64,5 (naik 14 poin). Kader dan keluarga diharapkan dapat merawat lansia hipertensi sehingga tekanan darah lansia terkontrol dan terhindar dari komplikasi.
CITATION STYLE
Supriadi, S., Susanti, S., & Fathudin, Y. (2023). PEMBERDAYAAN KELUARGA SEBAGAI PENDAMPING YANG SABAR, BERJUANG DAN BERTAHAN (SAJUTA) DALAM MERAWAT LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DESA CINANJUNG TANJUNGSARI SUMEDANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Indonesia, 2(1), 251–256. https://doi.org/10.34011/jpmki.v2i1.1374
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.