Mahasiswa tingkat akhir dituntut untuk menyusun suatu karya tulis dengan mengaplikasikan ilmu yang sudah diperoleh. Pada proses penulisan tugas akhir membutuhkan pembimbingan dari dosen pembimbing, namun pada kondisi pandemi, kegiatan belajar dilakukan secara daring termasuk proses bimbingan, hal ini menjadi sulit bagi beberapa mahasiswa. Kesulitan yang dihadapinya adalah kurangnya keterbukaan (self dislcosure) ke dosen pembimbing yang mana, jika self disclosure mahasiswa tersebut rendah maka akan menghambat penyusunan serta proses bimbingan. Penelitian Zulkifli (2012) menyatakan bahwa 65 persen penyelesaian tugas akhir terhambat karena rendahnya self disclosure, demikian juga dengan mahasiswa Polstat STIS yang sejak pandemi juga mengalami bimbingan secara daring. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran umum status self disclosure dan menganalisis variabel yang memengaruhi status self disclosure mahasiswa tingkat akhir Polstat STIS Tahun Akademik 2020/2021 dengan menggunakan regresi logistik biner. Data penelitian adalah data primer dengan metode samplingnya circular systematic sampling. Berdasarkan gambaran umum diketahui bahwa mahasiswa tingkat akhir memiliki status self dislcosure rendah sebanyak 22,88 persen dan sisanya berstatus tinggi. Dari persamaan regresi logistik didapatkan variabel jenis kelamin mahasiswa (OR = 2,35), status self esteem (OR = 6,34), dan tipe kepribadian (OR = 2,62) dengan tingkat signifikansi lima persen memengaruhi status self disclosure mahasiswa tingkat akhir Polstat STIS Tahun Akademik 2020/2021.
CITATION STYLE
Wardana, M. R., & Budyanra, B. (2021). Determinan Status Keterbukaan Diri Mahasiswa Tingkat Akhir. Seminar Nasional Official Statistics, 2021(1), 274–282. https://doi.org/10.34123/semnasoffstat.v2021i1.856
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.