REFLEKSI KONSEP KETUHANAN AGAMA KRISTEN DAN AGAMA ISLAM DALAM PANDANGAN FILSAFAT PERENIAL

  • Pardosi M
  • Murtiningsih S
N/ACitations
Citations of this article
191Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Agama Kristen dan Agama Islam adalah dua agama yang diturunkan oleh Allah, keturunan Abraham dan memiliki Kitab Suci yang diwahyukan Allah.  Keduanya sama-sama mempercayai Allah Yang Maha Esa, Sang Pencipta.  Tujuan penulisan ini untuk memahami konsep ketuhanan agama Kristen dan Islam dan memahami refleksi ketuhanan kedua agama tersebut dalam Filsafat Perenial.  Dalam pemahaman agama Kristen, Allah itu Esa yang merujuk kepada kualitatif.  Sementara kata Allah bukanlah nama Oknum yang disembah melainkan gelar karena kata “Allah” juga digunakan baik kepada sesembahan Bangsa Israel dan Non-Israel.  Salah satu nama Allah dalam Alkitab adalah Yahweh.  Sementara dalam pemahaman agama Islam, konsep Allah adalah Esa merupakan salah satu rukun iman (Tauhid) dan ini merujuk kepada kuantitatif.  Konsep Esa ini adalah monoteisme murni, di mana Tuhan bukan hanya jumlahnya Esa melainkan sifatnya pun Esa.  Perbedaan pemahaman ketuhanan kedua agama tersebut dapat dilihat melalui Filsafat Perenial di mana Filsafat Perenial merupakan metafisika yang mengakui realitas Ilahi yang substansial bagi dunia benda, hidup dan pikiran.  Filsafat Perenial memberikan analog tentang Tuhan seperti cahaya matahari yang satu dan ketika ditangkap oleh prisma memunculkan beraneka macam warna.  Itu sebabnya Filsafat Perenial melakukan dua pendekatan yaitu: Eksoteris yang berfungsi sebagai dasar pijakan pemahaman tentang Tuhan berdasarkan perkataan Tuhan tentang dirinya melalui wahyu; Pendekatan Esoterik adalah pemahaman langsung tentang Tuhan melalui penyatuan seluruh potensi kemanusiaan yang dikenal sebagai “jalan” mistik.  Kesimpulannya, agama Kristen dan agama Islam adalah menyembah Allah yang sama yaitu Allah Yang Maha Esa, Sang Pencipta (Esoterik).  Kedua, kata Esa, dalam pemahaman agama Kristen berarti kualitatif sementara dalam Agama Islam berarti kuantitaf (Eksoterik).  Ketiga, kata Allah dipahami berbeda, yang satu sebagai gelar, namun bagi yang satu sebagai nama (Eksoterik).    Kata Kunci: Perenial, Allah, Esa

Cite

CITATION STYLE

APA

Pardosi, M. T., & Murtiningsih, S. (2019). REFLEKSI KONSEP KETUHANAN AGAMA KRISTEN DAN AGAMA ISLAM DALAM PANDANGAN FILSAFAT PERENIAL. Jurnal Filsafat Indonesia, 1(3), 91. https://doi.org/10.23887/jfi.v1i3.16130

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free