Berbagai upaya telah dilakukan oleh berbagai klinisi dan peneliti di seluruh dunia untuk menurunkan mortalitas pasien sepsis, khususnya sepsis yang disertai dengan gangguan fungsi organ atau yang dikenal dengan sepsis berat. Perumusan kriteria diagnosis, upaya stratifikasi derajat berat sepsis, penyusunan protokol resusitasi, penyusunan pedoman tata laksana komprehensif, hingga penggunaan berbagai modalitas terapi ajuvan adalah beberapa contoh upaya yang telah dikerjakan. Hasilnya, laporan penelitian pada beberapa daerah menunjukkan penurunan angka mortalitas, namun di beberapa daerah lain angka mortalitas tetap tinggi. Sebagai contoh Gattinoni, dkk. mencatat angka kematian pada penelitian sepsis di Perancis dapat mencapai 60-62%, sementara penelitian di Australia dan Selandia Baru hanya berkisar 22,9-25,6%. Ketimpangan yang besar ini boleh jadi tidak semata-mata menggambarkan perbedaan kualitas layanan sepsis di kedua negara maju tersebut, namun hanya merupakan akibat perbedaan yang besar pada derajat berat penyakit pasien yang diinklusi dalam penelitian-penelitian tersebut.
CITATION STYLE
Sinto, R. (2017). Pemeriksaan Kadar Laktat pada Tata Laksana Sepsis: Apakah Benar Diperlukan? Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 3(1), 1. https://doi.org/10.7454/jpdi.v3i1.1
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.