Perkembangan teknologi menjadikan media online sebagai preferensi untuk menyampaikan sebuah berita. Berita yang tersebar di media online sangatlah berpengaruh pada pola pikir dan kehidupan masyarakat, serta pada kondisi sosial ekonomi di suatu wilayah. Era baru ini telah mengubah kecenderungan masyarakat dalam memproduksi dan menyebarkan sebuah berita, sehingga sulit bagi masyarakat untuk memfilter informasi yang benar-benar valid. Hal ini berimplikasi pada tingginya potensi masyarakat untuk terjebak pada berita-berita palsu (fake news) yang tersebar secara massif di media online. Tulisan ini menunjukkan bahwa individu yang meyakini atau tidak meyakini kebenaran berita palsu di media online sangat berkaitan dengan cognitive abilities (kemampuan kognitif) individu tersebut, yakni kemampuan seseorang untuk berpikir secara rasional yang mencakup aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesa, dan evaluasi. Sebagaimana ditunjukkan dalam tulisan ini bahwa pada dasarnya berita palsu yang tersebar di media online tidak lain adalah propaganda yang dimaksudkan untuk memengaruhi dan menggiring pembaca pada opini tertentu yang sarat dengan kepentingan ekonomi politik. Tulisan ini mengemukakan bahwa sikap pembaca berita palsu di media online merupakan representasi dari cognitive abilities individu yang diindikasikan dengan tiga unsur penting yaitu kemampuan dalam membuat formasi konsep, kemampuan dalam menggunakan logika, serta kemampuan dalam mengambil keputusan. Tiga indikator ini merupakan representasi dari pemahaman, sikap, serta aktualisasi masing-masing individu sebagai pembaca berita palsu di media online.
CITATION STYLE
Rusdiana, I. (2018). Kognisi Pembaca Berita Palsu (Fake News) Di Media Online. Kodifikasia, 12(2), 185. https://doi.org/10.21154/kodifikasia.v12i2.1520
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.