Morphometri Kepiting Soka yang Dipelihara pada Tambak Tradisional di Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang

  • Sunaryo S
  • Djunaedi A
  • Santoso A
N/ACitations
Citations of this article
7Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Kepiting bakau (Scylla  serrata  Forsskål, 1775) merupakan salah satu sumber daya hayati laut yang dipergunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi kepiting soka. Organisme ini mempunyai nilai ekonomis penting dan banyak dibudidayakan oleh petani tradisional untuk memenuhi kebutuhan pangan baik di pasar lokal maupun ekspor. Dikeluarkannya Keputusan Menteri No 1 Tahun 2015 membuat banyak pembudidaya maupun pengekspor Kepiting Bakau mengalami banyak kerugian karena kepiting soka yang diproduksi kebanyakan tidak memenuhi syarat ukuran yang sesuai dengan ketetapan Pemerintah. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan pendekatan melalui penelitian perubahan morphometri Kepiting Bakau sebelum dan setelah moulting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan panjang/lebar dan berat Kepiting Bakau pada saat sebelum dan setelah moulting yang dipelihara pada lingkungan budidaya di kawasan pertambakan di Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang. Penelitian ini menggunakan Kepiting Bakau (S. serrata Forsskål, 1775), berat 80 - 150 g, dipelihara pada bok plastik (30 x 20 x 25 cm) secara seluler, padat penebaran 15 ekor per m2. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Parameter penelitian ditujukan pada pengukuran morphometri tubuh Kepiting Bakau sebelum dan setelah moulting, yaitu panjang dan lebar carapace serta berat. Parameter morphometrik bagian tubuh kepiting, meliputi: hubungan panjang carapace dan pertambahan panjang carapace, hubungan lebar carapace dan pertambahan lebar carapace, hubungan berat dan pertambahan berat tubuh kepiting bakau dianalisis menggunakan analisis regresi (Sudjana, 1982). Ukuran panjang carapace, lebar carapace dan berat kepiting bakau sebelum moulting satu sama lain menunjukkan adanya pola korelasi linier positif. Pola korelasi yang sama ditunjukkan juga pada hubungan antara ukuran panjang carapace, lebar carapace dan berat Kepiting Bakau sebelum moulting dengan pertambahan panjang carapace, lebar carapace dan berat Kepiting Bakau setelah moulting. Pertumbuhan panjang carapace, lebar carapace dan berat kepiting bakau pada saat moulting masing – masing secara berurutan dicapai sebesar 12,26 % ± SD 5,57 %, 13, 65 % ± SD 3,59 %, 23,46 % ± SD 10,934 %. Dengan diketahuinya parameter tersebut dapat dipergunakan sebagai parameter penentu pemilihan ukuran Kepiting Bakau sebagai bahan baku produksi kepiting soka yang sesuai dengan ketetapan peraturan pemerintah.  Mangrove crabs (Scylla serrata Forsskål, 1775) is one of the biological resources of the sea, that is used as raw material for soft shell crab production. This organism have economically important value and has been widely cultivated by traditional farmers to meet food needs in both the local and export markets. Assigned KepMen No 1 Tahun 2015 made more mangrove crab culturer and exporter were loss in bussines because the producing soft shell crab was not apropriate with the gorverment regulation. Therefore to solve this problem was importantly done the approach through the research about the change of morphometric of mangrove crab before and after moulting.This research was aimed to know the correlation between carapace length, carapace wide and weight of mangrove crab before and after moulting thats reared in the environment culture of brackishwaterpond area in Mojo Village, Ulujami District, Pemalang Regency. This research used mangrove crab (S. serrata Forsskål, 1775), the body weight size of 80-150 g, individually kept in plastic boxes (30 x 20 x 25 cm), 15 pieces per m2 density. Research was carried out using case study method. The research parameters were aimed on the meassuring of the mangrove crab morphometric before and after moulting, such as: carapace  length, carapace wide and body weight.  Morphometric parameters of mangrove crab body, include the rellation of carapace lenght and body weight, carapace wide and body weight, carapace lenght and carapace wide were analyzed with regression metode (Sudjana, 1982). Carapace  length, carapace wide and body weight before moulting one anothers showed a regression of linier positive model. The same correlation model were showed on the correlation between carapace lenght, carapace wide and body weight of mangrove crab before moulting with the addition of carapace  length, carapace wide and body weight of mangrove crab after moulting, each following order, are: 12,26 % ± SD 5,57 %, 13, 65 % ± SD 3,59 %, 23,46 % ± SD 10,934 %. This parameter could be used as defining parameter to choose the size of mangrove crab as raw material for soft shell crab production that appropriate to the goverment regulation.

Cite

CITATION STYLE

APA

Sunaryo, S., Djunaedi, A., & Santoso, A. (2017). Morphometri Kepiting Soka yang Dipelihara pada Tambak Tradisional di Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang. BULETIN OSEANOGRAFI MARINA, 6(2), 122. https://doi.org/10.14710/buloma.v6i2.16571

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free