Rumah susun sederhana sewa (rusunawa) merupakan bangunan dengan fungsi hunian yang dirancang untuk Masayarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang dianggap rentan secara ekonomi sehingga memerlukan dukungan lebih dari pemerintah dalam hal pemenuhan kebutuhan pokok berupa tempat tinggal yang layak. Studi ini mengambil lokasi di Rusunawa Penjaringan, Jakarta Utara, dimana penghuni sering mengeluhkan tingginya frekuensi tindak kriminalitas, yang berdampak pada kondisi lingkungan hunian rusun yang tidak aman. sementara sebagai rusunawa MBR, Rusunawa Penjaringan tidak memiliki sistem keamanan menggunakan peralatan canggih seperti instalasi CCTV, dikarenakan alokasi biaya operasional pengelolaan yang sangat terbatas, sekedar mempekerjakan beberapa orang penjaga keamanan (petugas security) untuk keseluruhan blok yang ada. Penulisan ini bertujuan untuk menggali tentang proses terbentuknya persepsi rasa aman penghuni terhadap unit hunianya pada rusunawa dan menemukan faktor-faktor desain arsitektur yang berpengaruh terhadap rasa aman penghuni terhadap unit hunianya pada rusunawa, hingga dapat ditentukannya kriteria desain arsitektur yang optimal dalam perwujudan rasa aman penghuni terhadap unit hunianya pada rusunawa. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif interpretatif. Deskriptif terakit dengan penyajian temuan data-data kualitatif agar mudah dipahami, kemudian dilakukan interpretasi untuk menemukan pemahaman baru. Lebih lanjut, ditemukan bahwa diperlukan perbaikan terhadap konfigurasi elemen ruang dan jalur pergerakan terkait dengan keamanan dan diperlukan beberapa upaya yang untuk perbaikan kondisi keamanan pada Rusunawa Penjaringan.
CITATION STYLE
Sucipto, I. B. (2021). PENGARUH KONFIGURASI RUANG TERHADAP RASA AMAN PENGHUNI PADA RUSUNAWA PENJARINGAN JAKARTA UTARA. AGORA:Jurnal Penelitian Dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti, 19(1), 29–38. https://doi.org/10.25105/agora.v19i1.10055
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.