AbstrakArtikel ini menginvestigasi bentuk ketidaksantunan serta pelanggaran terhadap maksim kesantunan dalam perang kicauan di Twitter antara kubu calon presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Hillary Clinton. Data dari penelitian kualitatif deskriptif ini dikumpulkan menggunakan documentary methoddan dianalisis berdasarkan taksonomi ketidaksantunan Culpeper dan maksim kesantunan Leech. Ditemukan bahwa kubu Trump menggunakan bentuk ketidaksantunan negatif (negative impoliteness) dan sarkasme (mock impoliteness) sedangkan kubu Hillary menerapkan ketidaksantunan negatif saja. Maksim yang paling banyak dilanggar adalah Maksim Penghargaan (Approbation) di samping pelanggaran terhadap maksim lainnya, yaitu Kebijaksanaan (Tact) dan Permufakatan (Agreement).
CITATION STYLE
Nugraha, A. P. (2018). Analisis Ketidaksantunan dalam Perang Kicauan Antarkubu Calon Presiden Amerika Serikat pada Pilpres 2016. ETNOLINGUAL, 1(2). https://doi.org/10.20473/etno.v1i2.7400
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.