Bahan organik yang menjadi substrat hidup dan sumber makanan bagi Cacing Sutera dapat ditingkatkan nutrisinya melalui kegiatan fermentasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terhadap Penggunaan Media Kultur Hasil Fermentasi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 (empat) taraf perlakuan, masing-masing perlakuan dilakukan 3 (tiga) kali ulangan, yaitu MK0  (Debu batu bata 9 kg + fermentasi 4,5 kg kotoran kambing), MK1 (Debu batu bata 9 kg + fermentasi 4,5 kg kotoran kambing + fermentasi 2,25 kg ampas tahu) MK2 (Debu batu bata 9 kg + fermentasi 4,5 kg kotoran kambing + fermentasi 2,25 kg Azolla pinnata), MK3 (Debu Batu Bata 9 kg + Fermentasi 4,5 kg Kotoran Kambing + Fermentasi 2,25 kg Ampas Kelapa). Wadah yang digunakan berupa kotak kayu berbentuk melingkar berukuran (60x60x20) cm3 yang dilapisi plastik hitam. Media Pupuk yang digunakan difermentasi menggunakan MA11. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan media budidaya yang berupa debu batu bata 9 kg + fermentasi 4,5 kg kotoran kambing + fermentasi 2,25 kg Azolla pinnata memberikan pengaruh (p<0,05) terhadap peningkatan kandungan protein Cacing Sutera sebesar  61,4 %.
CITATION STYLE
Lestari, K., Riyadi, S., & Supriyadi, S. (2020). PENGGUNAAN MEDIA KULTUR HASIL FERMENTASI DENGAN BAHAN YANG BERBEDA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN CACING SUTERA (Limnodrilus sp.). Jurnal Ilmu-Ilmu Perikanan Dan Budidaya Perairan, 15(2), 74–85. https://doi.org/10.31851/jipbp.v15i2.5088
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.