Pengembangan Video Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Sekolah Dasar Tentang Keberagaman Budaya Aceh Singkil

Abstract

Sudah sepantasnya di zaman sekarang, bukan lagi pada tahap penyesuaian antara pendidikan yang bersanding dengan teknologi namun sudah pada tahap mahir baik dari penggunaan maupun pembuatannya. Namun fakta lapangan membuktikan bahwa semua itu belum terealisasikan dengan semestinya, banyak dijumpai pada proses pembelajaran di kelas tidak menggunakan media yang mendukung proses pembelajaran, apalagi pada penggunaan media yang berbau teknologi, masih belum banyak digunakan saat pembelajaran. Dari hal tersebut, pembenahan harus segera dilakukan dalam rangka peningkatan peran aktif siswa membentuk pengetahuan yang nantinya berfungsi untuk peningkatan pemahanan dan keterampilan siswa terhadap pemecahan masalah. Komponen yang berperan dalam proses pembelajaran saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, tidak terkecuali dengan penggunaan media pembelajaran. Jenis metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan (Research and Development). Instrumen yang dipakai untuk pengumpulan data diantaranya hasil angket, dan dokumentasi. Angket digunakan untuk pengumpulan data tanggapan dan saran dari subjek validator ahli selanjutnya digunakan untuk revisi. Angket yang dibutuhkan penelitian pengembangan ini diantaranya angket penilaian ahli materi dan angket penilaian ahli media. Hasil penelitian dan pengembangan yang berjudul “Pengembangan Video Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Sekolah Dasar tentang Keberagaman Budaya Aceh Singkil” video pembelajaran berbasis kearifan lokal dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang keberagaman budaya Aceh Singkil menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan ini membuahkan hasil produk perangkat pembelajaran yang dikemas dan disajikan dengan bentuk video pembelajaran yang “valid” dalam pembelajaran kebudayaan di kelas IV MIN 27 Aceh Besar. Penelitian dan pengembangan video pembelajaran berbasis kearifan lokal masih membutuhkan tindak lanjut guna memperoleh perangkat pembelajaran yang layak.