Luka perineum hampir terjadi pada setiap persalinan pertama dan tidak jarang berkelanjutan. Luka perineum terjadi karena adanya ekstensi kepala berlebihan, mayoritas pada saat terjadi putaran paksi. Asuhan persalinan normal menyarankan untuk memakai teknik jahitan yang paling efisien terhadap luka dalam melakukan penjahitan. Jahitan jelujur memiliki kelebihan dapat menutup luka lebih rapat. Jahitan ini digunakan untuk menutup mukosa dan otot perineum, penjahitan secara terputus dapat dilakukan jika luka mencapai lapisan otot perineum. Sehingga luka perineum dapat menutup dan tidak terjadi infeksi. Populasi yang digunakan sebanyak 22 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Dalam penelitian ini menggunakan teknik experimental yang kemudian dilakukan randomisasi antara teknik jahitan jelujur dan terputus. Uji yang dilakukan untuk penelitian ini adalah uji Chisquare. Hasilnya nilai dari Asym.Sig sebesar 0,269 > 0,05, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara teknik jahitan dan terjadinya infeksi di BPM Sri Utami Surabaya.
CITATION STYLE
Andarwulan, S. (2020). Hubungan Teknik Jahitan terhadap Gejala Infeksi Luka Perineum pada Ibu Nifas Hari Keenam di BPM Sri Utami Surabaya. EMBRIO, 12(1), 10–17. https://doi.org/10.36456/embrio.v12i1.2354
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.