Penelitian ini difokuskan pada persoalan identitas dan demokrasi masyarakat Mentawai dan Nias Nias dan Mentawai adalah bagian dari kelompok identitas yang masih hidup dengan nilai-nilai tradisional dan tertinggal secara ekonomi seperti hak ekosob (ekonomi, sosial, dan budaya). Ketertinggalan pada hak ekosob tersebut berawal dari kebijakan sentralistik, penyeragaman masyarakat adat menjadi desa pada masa Orde Baru dan berujung pada ketidaksetaraan hak sebagai warga negara Indonesia. Setelah desentralisasi bagaimana identitas masyarakat di Mentawai dan Nias yang disebut sebagai kelompok identitas dibutuhkan sebagai perekat sosial. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melaluI kerja lapangan (field research). Data yang tersimpan dalam ingatan masyarakat akan dikumpulkan dengan teknik wawancara mendalam dan perekaman, baik secara auditif maupun visual. Hasil penelitian ini adalah gambaran identitas dalam demokrasi yang tersimpan dalam tradisi lisan yang dimiliki oleh masyarakat Mentawai dan Nias. Nilai-nilai lokal yang merepresentasikan identitas dan demokrasi tersebut biasanya dilegalkan dalam sebuah lembaga adat milik masyarakat tersebut. Akan tetapi sebagian nilai-nilai kelompok identitas masyarakat Mentawai dan Nias ini masih belum sesuai dengan prinsip-prinsip kesetaraan warga negara. Orahu membuktikan bahwa praktik bermusyawarah mufakat dalam penyelesaian konflik yang masih digunakan oleh masyarakat tradisi belum bisa memberikan ruang suara untuk generasi muda dan perempuan.
CITATION STYLE
Sunarti, S. (2021). REPRESENTASI IDENTITAS dan DEMOKRASI DALAM TRADISI LISAN DI WILAYAH 3T (MENTAWAI dan NIAS). JENTERA: Jurnal Kajian Sastra, 10(1), 108. https://doi.org/10.26499/jentera.v10i1.3605
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.