Pendahuluan: Fenomena population aging di wilayah kerja Puskesmas Petang II dapat menimbulkan masalah baru terkait kualitas hidup lansia. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui beberapa faktor terkait seperti status depresi memiliki peran yang besar dalam mempengaruhi kualitas hidup lansia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status depresi terhadap kualitas hidup lansia di wilayah kerja Puskesmas Petang II sehingga dapat dijadikan acuan dalam pengembangan program kesehatan lansia.Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross-sectional analitik yang melibatkan 93 lansia yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Petang II sebagai responden. Data mengenai karakteristik sosiodemografi, dan penyakit kronis pada lansia diperoleh melalui wawancara terstruktur dengan kuesioner, data status depresi dan kualitas hidup didapatkan melalui wawancara dengan kuesioner yang spesifik yakni kuesioner GDS dan WHOQOL BREF. Data selanjutnya dianalisis secara univariat dan bivariat terstratifikasi dengan program komputer.Hasil: Kualitas hidup lansia di wilayah kerja Puskesmas Petang II secara umum telihat lebih banyak jumlah lansia memiliki kualitas hidup buruk (50,5%) namun dengan selisih yang kecil dibandingkan kualitas hidup baik. Hasil uji chi-square antara status depresi menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kualitas hidup lansia. Simpulan: Hubungan yang bermakna ditunjukkan antara status depresi terhadap kualitas hidup lansia. Lansia yang tidak mengalami depresi memiliki kecendrungan tinggi untuk memiliki kualitas hidup yang baik.Â
CITATION STYLE
Kathiravellu, S. C. K. (2016). HUBUNGAN STATUS DEPRESI TERHADAP KUALITAS HIDUP LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PETANG II KABUPATEN BADUNG BALI TAHUN 2015. Intisari Sains Medis, 6(1), 92–101. https://doi.org/10.15562/ism.v6i1.24
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.