Change Order merupakan perubahan yang terjadi pada proyek konstruksi dan tidak bisa dihindari. Analisis change order pada 10 Proyek pembangunan jalan Jawa Barat meneliti bagaimana penyebab change order bervariasi antara proyek peningkatan versus proyek pemeliharaan, dan jenis konstruksi (mis. pekerjaan aspal, drainase, struktur, dan pelebaran bahu jalan dan perkerasan berbutir, pengembalian kondisi dan pekerjaan minor dan pekerjaan harian). Penelitian ini juga meneliti risiko yang ditimbulkan oleh change order dengan mengukur frekuensi dan rata-rata persentase perubahan biaya proyek untuk berbagai jenis change order. Metodologi penelitian dangan mencari data riil proyek pembangunan jalan dari tahun 2014-2018. Hasilnya adalah penyebab utama change order secara konsisten adalah penghilangan kontrak, peningkatan yang disebabkan oleh pemilik, dan membengkaknya item kontrak dan kelalaian kontrak. Risiko change order pada tertinggi pada pekerjaan: Campuran Aspal Panas, Lapis Pondasi Atas Kelas S, Laston Lapis Aus, Pasangan batu, Lapis Pondasi Atas Kelas B, Perkerasan Beton Semen, Beton mutu rendah f'c 15 MPa, Pasangan Batu dengan Mortar, Timbunan Pilihan, Marka Jalan Termoplastik.
CITATION STYLE
Mega Waty, & Hendrik Sulistio. (2021). CHANGE ORDER DAN RISIKO CHANGE ORDER PADA PROYEK JALAN DI JAWA BARAT. PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa, 10(1), 124–141. https://doi.org/10.22225/pd.10.1.2387.124-141
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.