Hipertensi merupakan penyakit tidak menular terbanyak kedua pada penduduk lansia di Jawa Timur dan merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis. Sementara itu, regimen terapi hipertensi bersifat kompleks, seperti frekuensi pemberian yang sering maupun banyaknya obat yang harus diminum. Kepatuhan minum obat menjadi penting demi memperoleh tekanan darah yang terkontrol. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai profil pengelolaan terapi obat hipertensi pada lansia di wilayah Jawa Timur. Penelitian ini bersifat cross-sectional, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan accidental sampling. Kriteria inklusi responden adalah lansia yang sedang menjalani terapi hipertensi, berdomisili Surabaya, Sidoarjo, Malang, Lamongan, Nganjuk, Gresik, Jombang, Mojokerto, Pasuruan, dan Bojonegoro. Metode pengambilan data dilakukan dengan survei menggunakan kuesioner online. Dari 95 responden penelitian ini, sebanyak 70,5% responden berusia ≥ 60 tahun, 51,6% biaya terapi menggunakan BPJS/Askes, 63,2% menderita hipertensi sejak 5 tahun atau lebih, diabetes merupakan penyakit penyerta terbanyak (48% dari responden dengan komorbid). Didapatkan pula sebanyak 67,4% responden rutin melakukan kontrol ke dokter. Obat hipertensi yang paling banyak diresepkan yaitu amlodipin (54,71%). Lebih dari setengah responden rutin mengonsumsi obat hipertensi sesuai anjuran (77,9 %) dan pengobatan dipantau oleh keluarga (86,4%). Alasan yang paling banyak dari tidak rutin menggunakan obat adalah karena merasa kondisinya sudah baik (18,9%).
CITATION STYLE
Rosyida, G., Sari, A. T., Lutfiyah, B. I., Mianing, E. A., Siammita, D. A., Dewantari, E. J., … Pristianty, L. (2022). Profil Pengelolaan Terapi Hipertensi oleh Pasien Lansia di Wilayah Jawa Timur. Jurnal Farmasi Komunitas, 9(1), 1–8. https://doi.org/10.20473/jfk.v9i1.24085
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.