Sertifikasi ikan hias diterapkan di Kepulauan Seribu pada 2003-2006 oleh MAC berdasarkan kebutuhan pembeli yang menginginkan ikan hias laut yang sehat dan ditangkap dengan cara yang tidak merusak lingkungan. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak penerapan program sertifikasi perdagangan ikan hias laut terhadap kondisi ekosistem terumbu karang dan kondisi sosial ekonomi nelayan di Kepulauan Seribu. Studi ini dilaksanakan di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu. Studi ini menggunakan tiga metode, yaitu diskusi kelompok terfokus (FGD), wawancara mendalam, dan kuisioner. Responden dalam studi ini terdiri dari kelompok nelayan dan pengepul ikan hias (belum dan sudah tersertifikasi), tokoh masyarakat, ketua kelompok nelayan, dan kepala keluarga dalam rumah tangga nelayan. Hasil studi menunjukkan bahwa sebanyak 73% responden menyatakan kondisi terumbu karang di lokasitangkap masih dalam kategori baik. Sementara, sebanyak 58% responden menyatakan kondisi ikan hias cenderung meningkat. Pada aspek sosial dan ekonomi, sebanyak 62% responden merasa lebih aman dalam menangkap ikan karena tidak melanggar hukum, sebanyak 96% responden menyatakan sangat baik dalam hal penyelesaian masalah melalui kelompok, dan sebanyak 96% responden menyatakan memiliki kondisi fisik yang lebih baik. Namun, hanya sebanyak 42% responden yang menyatakan ada perbaikan harga jual ikan hias dari nelayan. Kesimpulan yang dapat diambil dari studi ini adalah program ini bisa mengubah persepsi masyarakat untuk menggunakan alat tangkap ramah lingkungan untuk mengurangi kerusakan ekosistem terumbu karang. Secara sosial, keamanan dan kesehatan nelayan cenderung meningkat. Secara ekonomi, program ini tidak memberikan perbaikan atau peningkatan harga ikan hias pada tingkat nelayan. Title: Impact of Implementation Marine Ornamental Fish Certification on Coral Reefs Ecosystem and Socio Economic of Fishers Condition in theKepulauan SeribuMarine ornamental fish certification was implemented in Seribu Islands at 2003 – 2006 by MAC on the need of buyers who want a healthy marine ornamental fish and non destructive fishing. This study aimed to evaluate impact of implementation of certification program of marine ornamental fish on coral reef ecosystem and social economic of fishers condition in Seribu Islands. The study was conducted in Panggang Island, Seribu Islands. The study was using three methods namely focus group discussions (FGD), in-depth interviews, and questionnaires. Number of respondents in the study were 44 respondents consist of a group of fishers and collectors of marine ornamental fish (certified and non certified), public figures, chief of the fishers group, and the head of fishers household. The result of this study was showed about 73% of respondents said the condition of coral reefs in fishing ground still in good category. Meanwhile, about 58% respondent said the condition of population marine ornamental fish is increase. In the social and economic aspects, about 62% of respondents felt more secure to collecting fish because they did not against the law, about 96% of respondents stated very well in terms of problem solving with group, and as 96% of respondents stated they have a better healthy condition. However, only about 42% of respondents was said the prices of marine ornamental fishes are increase. This study concluded that the program could changedthe perception of community in Panggang Island that using environmental-friendly fishing gear can reduce the destruction of coral reefs ecosystem. However, economic benefit of the certification program was not making improvement and increasing the prices of marine ornamental fishes.
CITATION STYLE
Idris, I., & Mardesyawati, A. (2012). DAMPAK PENERAPAN SERTIFIKASI PERDAGANGAN IKAN HIAS LAUT PADA KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI NELAYAN DI KEPULAUAN SERIBU. Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan, 2(2), 155. https://doi.org/10.15578/jksekp.v2i2.9282
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.