Di kegelapan malam terlihat dua pocong duduk di depan pos ronda Dusun Tuk Songo, Purworejo. Balutan kain putih mayat manusia dimanfaatkan sebagai media sosialisasi untuk membatasi mobilisasi warga selama pandemi Covid-19. Pentingnya penelitian ini dilakukan adalah untuk mengamati efektivitas pemanfaatan gagasan mitologi tradisi Jawa terhadap masyarakat moderen melalui pendekatan semiologi Barthes. Berdasarkan pengamatan, muncul makna konotatif berlebihan yang terlihat dari ekpresi ketakutan (fear) hingga keresahan (anxiety) pada anak dan remaja. Gagasan pemanfaatan media pocong jadi-jadian ini merupakan tindakan yang tidak disadari sebagai bentuk demitosiasi dengan tujuan kreativitas yang menghibur. Namun demikian gagasan ini justru menguatkan mitos pocong sebagai arwah orang mati yang masih dapat dijumpai dalam kehidupan moderen meski mengaku merasa beriman (remithology). Penelitian ini menyimpulkan demitosasi benda mistis-ritual pada media yang dituturkan berulang membangun wacana dan berhasil merubah perilaku warga untuk tetap di rumah. Temuan penelitian ini menyumbang pendekatan baru untuk mendisiplinkan masyarakat modern dengan pendekatan tradisi religiusitas lokal.
CITATION STYLE
Murwonugroho, W. (2021). Demitosisasi Pocong sebagai Media Sosialisasi Kampanye Stay at Home. Panggung, 31(3). https://doi.org/10.26742/panggung.v31i3.1615
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.