Salah satu mata pencaharian warga desa Pekauman Kecamatan Sungai Tabuk adalah sebagai petani sagu sekaligus memproduksi tepung sagu dan pengolah tepung sagu menjadi produk sagu setengah jadi. Petani sagu banyak dipilih sebagai alternatif jika warga belum memiliki pekerjaan, hal ini disebabkan melimpahnya tanaman sagu di desa Pemakuan. Namun karena kemasan yang sangat sederhana dan tidak tahan lama, maka konsumen pun kurang tertarik untuk membeli olahan sagu setengah jadi tersebut. Tujuan dari pengabdian pengembangan usaha ini adalah untuk menjadikan produk sagu dapat bertahan lama dan struktur amilum tidak rusak maka sagu dikeringkan pada suhu < 600C dan kemas menggunakan plastik vakum, dengan alat pengering berupa box yang terbuat dari aluminium dilengkapi dengan elemen pemanas di bagian bawah dan samping, pengatur suhu serta kipas exhaust di bagian atas. Box pengering berukuran panjang 100m, lebar 80cm dan tinggi 80cm dengan rak berjumlah 5 tingkat. Sosialisasi pada pengembangan usaha produksi olahan sagu ini dihadiri oleh 23 orang peserta yeitu, petani dan pengolah sagu, ibu rumah tangga dan mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN). Metode pelaksanaan yang dilakukan adalah survey lokasi, survey terhadap warga pembuat sagu, pembuatan/rancang bangun alat, uji coba alat, sosialisasi dan pemasaran. Hasil pada pembuatan rancang bangun alat pengering dan kemasan secara keseluruhan adalah pada tahap uji coba alat, pemanas tidak mencapai suhu maksimal yaitu 400C dan kipas mengalami kerusakan. Untuk itu dilakukan penggantian kipas. Pada uji coba suhu menggunakan 300C, bau, warna, bentuk dan rasa sagu tidak berubah dan masih bisa langsung direbus untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut. Sagu Processed Production Business Development In Pemakuan Village, Sungai Tabuk District One of the livelihoods of being a resident of Pekauman Village, Sungai Tabuk Subdistrict, is as a sago farmer as well as producing sago flour and processing sago flour for semi-finished sago products. Many sago farmers are chosen as an alternative if residents do not have jobs, this is due to the abundance of sago plants in Pemakuan village. However, because the packaging is very simple and not durable, consumers are less interested in buying the semi-finished sago processed product. The purpose of this service is to make sago products durable and the starch structure is not damaged, so it is dried at a temperature of < 600C and packaged using vacuum plastic, with a dryer in the form of a box made of aluminum equipped with heating elements at the bottom and sides, temperature control and an exhaust fan at the top. Drying Box measuring 100m long, 80cm wide, and 80cm high with shelves opened 5 levels. The socialization on the business development of processed sago production was attended by 23 participants, namely, sago farmers and processors, housewives, and real work college students (KKN). The method of implementation carried out is a site survey, a survey of the residents of sago makers, the manufacture/design of tools, testing of tools, socialization, and marketing. The results in the overall design of the drying and packaging equipment are at the testing stage of the tool, the heater does not reach the maximum temperature of 400C and the fan is damaged. For this reason, a fan was replaced. In the temperature test using 300C, the smell, color, shape, and taste of sago did not change and could still be directly developed for further processing
CITATION STYLE
Rahmawati, L., Majid, Z. A. N. M., Widiyastuti, D. A., & Alexander, B. (2022). Pengembangan Usaha Produksi Olahan Sagu Di Desa Pemakuan Kecamatan Sungai Tabuk. Sasambo: Jurnal Abdimas (Journal of Community Service), 4(3), 432–440. https://doi.org/10.36312/sasambo.v4i3.777
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.