Nila jantan terbukti mempunyai laju pertumbuhan lebih tinggi daripada ikan nila betina sehingga budidaya ikan nila yang efektif adalah budidaya ikan nila monosex jantan dengan menerapkan sex reversal pada kegaitan awal pemeliharaan larva. Bahan alami yang terbukti mengadung hormon metyl testosterone alami adalah testis sapi yang telah diekstrak menjadi tepung. Penelitian ini bertujuan agar mengetahui metode yang paling efektif dalam aplikasi sex reversal pada larva nila. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode rancangan acak lengkap menggunakan 3 perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan metode sex reversal pada penelitian ini adalah metoda oral (A) dengan dosis 9%/ kg pakan, dipping (B) 9 % / Liter air dan kontrol tanpa adanya perlakuan, yang diaplikasikan pada 100 ekor larva ikan nila berumur 7 hari. Pengamatan berlangsung selama 50 hari setelah aplikasi dipping (30 Jam) dan 55 hari pemberian pakan selama pemeliharaan larva ikan. Pengamatan persentase kelamin jantan dilakukan secara visual dengan mengamati organ urogenital ikan ukuran 3-5 cm pada akhir pemeliharaan didapatkan bahwa rata rata hasil ikan jantan terbaik pada perlakuan dipping yaitu 88,56 % diikuti perlakuan oral 77,3 % dan perlakuan kontrol mendapatkan persentase jantan 31%. Sedangkan SR terbaik pada perlakuan oral yaitu 95,5 % diikuti perlakuan perendaman 93,3% dan perlakuan kontrol 80%.
CITATION STYLE
Hutagalung, R. A. (2020). PENGARUH PERBEDAAN METODE SEX REVERSAL MENGGUNAKAN TEPUNG TESTIS SAPI TERHADAP MASKULINISASI IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus). MANFISH JOURNAL, 1(01), 9–14. https://doi.org/10.31573/manfish.v1i01.39
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.