This paper discusses the socio-religious attitude of the pesantren which is manifested by the Islamic Boarding School Ma'had Darul Quran wal Hadith Al-Majidiyah As-Syafi'iyah Nahdlatul Wathan in a social context. Through the phenomenology approach, this research will elaborate on this. Islamic boarding schools are often represented by santri learning places with strict pesantren regulations. The santri stayed in certain locations (dormitories) with 24-hour caregiver supervision. This fact often leaves “empty spaces” in the form of "gaps" that occur between pesantren and society in general. Therefore a pesantren management model is needed which emphasizes the process of social interaction in its existence. The conclusion of this paper is the socio-religious attitude of the pesantren which is manifested in the form of intense social interaction between santri and society. This is because santri lodgings are scattered throughout the community houses in Pancor Village which is the location of the Islamic boarding schools. These socio-religious attitudes can be seen from the concern of santri to the community in helping people around to study the religious sciences and help them in matters of daily living. Abstrak Tulisan ini membicarakan sikap sosio-religius pesantren yang termanifestasikan dalam orientasi Pesantren Ma’had Darul Quran wal Hadits Al-Majidiyah As-Syafi’iyah Nahdlatul Wathan dalam konteks sosial kemasyarakatan. Melalui pendekatan fenomenologi, penelitian ini mengelaborasi hal tersebut. Pesantren sering kali direpresentasikan dengan tempat belajar santri yang cenderung ketat secara pemondokan. Diinapkan di lokasi tertentu (asrama) dengan pengawasan pengasuh selama 24 jam. Kenyataan tersebut sering kali meninggalkan ruang kosong berupa “gap” yang terjadi antara pesantren dan masyarakat secara umum. Oleh karena itu dibutuhkan model pengelolaan pesantren yang memuat bahkan menekankan proses interaksi sosial dalam eksistensinya. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sikap sosio-religius pesantren yang termanifestasi dari bentuk interaksi sosial yang intens antara santri dan masyarakat. Hal ini disebabkan karena pemondokan santri disebar di seluruh rumah masyarakat di Kelurahan Pancor yang merupakan lokasi pondok pesantren. Sikap sosio-religius tersebut tampak dari kepedulian santri kepada masyarakat dalam membantu masyarakat sekitar mempelajari ilmu-ilmu agama serta membantu mereka dalam urusan hidup sehari-hari.
CITATION STYLE
War’i, M. (2019). SOSIO-RELIGIUS PESANTREN: AKTUALISASI NILAI-NILAI AGAMA DALAM RUANG SOSIAL KEMASYARAKATAN DI LOMBOK TIMUR. Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial Dan Budaya, 4(1), 1–14. https://doi.org/10.25217/jf.v4i1.470
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.