Aktivitas manusia adalah penyumbang gas karbon dioksida (CO2) terbanyak ke udara. Ekosistem pesisir yang memiliki kemampuan menyerap dan meyimpan karbon dalam kurun waktu yang relatif lama adalah padang lamun. Padang lamun mampu menyerap karbon dengan rata-rata 0,21 ton/ha. Penelitian mengenai Simpanan Karbon pada Padang Lamun di Perairan Tanjung Benoa, Bali telah dilakukan pada bulan februari 2019. Penentuan titik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan metode pengabuan kering yang dilakukan dengan penghancuran komponen sampel pada suhu 500?C di dalam tanur listrik. Jenis lamun yang didapat di perairan Tanjung Benoa yaitu Cymodocea Serrulata, Cymodocea Rotundata, Thalassia hemprichii, Syringodium isoetifolium, Halodule pinifolia, Halophila ovalis dan Halodule uninevis. Hasil penelitian menunjukkan kerapatan lamun perairan Tanjung Benoa, Bali termasuk dalam kategori jarang hingga rapat dengan nilai kerapatan berkisar antara 195 – 1.252 tegakan/m2. Kandungan karbon lamun pada bagian bawah substrat (akar dan rhizoma) sebesar 86,421 gram berat kering (gbk/m2), sedangkan bagian atas substrat (daun) 33,774 gram berat kering (gbk/m2). Kandungan karbon pada bagian bawah substrat lebih tinggi daripada bagian atas substrat karena pada bagian bawah substrat tidak terlalu mendapatkan pengaruh faktor fisik lingkungan. dimana kandungan karbon tertinggi yaitu jenis lamun Thalassia hemprichii dengan nilai 625,36 gC/m², sedangkan kandungan karbon terendah yaitu Halophila ovalis dengan nilai sebesar 89,91 gC/m².
CITATION STYLE
Parnata, I. K. A., Putra, I. D. N. N., & Indrawan, G. S. (2020). Simpanan Karbon pada Padang Lamun di Perairan Tanjung Benoa, Bali. Journal of Marine and Aquatic Sciences, 6(1), 13. https://doi.org/10.24843/jmas.2020.v06.i01.p02
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.