UNESCO mecetuskan bahwa educational for all atau pendidikan untuk semua atau pendidikan disemua kalangan yang berarti bahwa semua siswa berhak mendapatkan apa yang dicita-citakan, dan tanpa diskriminasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kurikulum 2013 dapat diimplementasikan di sekolah inklusi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan mendalam mengenai isu atau fenomena di sekolah inklusi. Wawancara, observasi dan dokumentasi. Subjek penelitian yaitu wakil kepala sekolah bagian kurikulum, koordinator inklusi, wali kelas dan guru pendamping khusus. Hasil penelitian penunjukkan bahwa: 1) Penerapan kurikulum 2013 di sekolah inklusi, dimulai pada perencanaan, pembuatan RPP dan silabus dibuat bersama-sama guru pendamping khusus. penyususnan RPP dan silabus dilakukan sesuai dengan hasil assessmen psikolog berdasarkan apa yang dibutuhkan oleh siswa berkebutuhan. 2) Perbedaan dan kesamaan kurikulum 2013 pada siswa berkebutuhan khusus. berdasarkan hal tersebut, dalam RPP masih belum ada perbedaan dan pemisahan antara siswa berkebutuhan dan siswa reguler. Perbedaan tersebut terletak pada penyampaian metode yang dilakukan oleh guru pendamping khusus. 3) Evaluasi yang diterapkan pada kurikulum 2013 untuk siswa berkebutuhan khusus dengan melakukan laporan perkembangan siswa berkebutuhan bekerjasama dengan guru pendamping khusus. Guru pendamping akan menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
CITATION STYLE
Rahmatika, N., Ratrianasari, D., & Widodo, H. (2020). IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH INKLUSI SEKOLAH DASAR INTERNATIONAL ISLAMIC SCHOOL (INTIS) YOGYAKARTA. EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru, 12(1), 55–61. https://doi.org/10.17509/eh.v12i1.18596
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.