Konflik Ahmadiyah di Kabupaten Sintang berawal dari pemerintah wilayah menutup kegiatan operasional masjid Miftahul Huda, yang membuat kontroversi di media sosial, hingga terjadi perusakan masjid pada 3 September 2021. Dalam peristiwa tersebut, beberapa kelompok menyatakan adanya peran pemerintah wilayah yang membuat eskalasi konflik meningkat, beberapa lain melihat pemerintah hanya abai. Maka darinya, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pembingkaian Tempo dan Republika edisi Agustus-September 2021, ketika meliput kompleksitas konflik Ahmadiyah Sintang. Berdasar pada paradigma konstruktivistik, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis Framing Robert N. Entman, yang memfokuskan kajian pada seleksi dan penonjolan isu. Hasil penelitian menunjukan Tempo cenderung menarik pada sisi humanisme, pemerintah wilayah dibingkai sebagai pihak pemicu konflik. Sedangkan Republika cenderung menarik kasus pada penyelesaian damai, Pemerintah Sintang dibingkai sebagai pihak yang kurang maksimal mencegah konflik. Dalam perspektif konstruksi sosial atas realitas, adanya pandangan berbeda dari kedua media memperlihatkan bahwa berita bukan suatu yang rill, tetapi dikonstruksi sedemikian rupa.
CITATION STYLE
Liana Nur Arifatul Inayah, Muhamad Hizbullah. (2023). KONSTRUKSI PEMBERITAAN KONFLIK KELOMPOK AHMADIYAH DI KABUPATEN SINTANG. Al-Qaul: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi, 2(1), 35–50. https://doi.org/10.33511/alqaul.v2n1.35-50
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.