Jamur tiram termasuk bahan pangan yang mudah rusak, seperti jenis sayuran lainnya. Beberapa hari setelah panen, mutu jamur tiram turun dengan cepat sampai tidak layak dikonsumsi. Perubahan mutu jamur tiram antara lain layu, warna menjadi coklat, lunak dan cita rasanya berubah. Di Indonesia pengawetan jamur secara komer sial belum banyak dilakukan. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan pengolahan lebih lanjut sehingga umur simpan jamur tiram dapat diperpanjang. Salah satu caranya adalah dengan mengolah jamur tiram menjadi abon. Abon merupakan makanan tradisional yang biasanya digunakan untuk lauk karena rasanya yang gurih. Pembuatan abon jamur tiram ini menggunakan jamur tiram yang masih bagus dan berwarna putih. agar serat abon yang diperoleh mempunyai serat seperti abon dari daging sapi. Usaha pengolahan jamur tiram menjadi abon diharapkan akan meningkatkan nilai ekonomis juga mempunyai prospek yang besar dikarenakan jamur tiram sangat mudah didapatkan maupun dibudidayakan. Dengan adanya inovasi dari pengolahan jamur tiram menjadi abon dapat mengatasi permasalahan dalam memperpanjang penyimpanan umur jamur tiram dengan menggunakan metode yang murah dan sederhana.
CITATION STYLE
Edahwati, L., JATEKK, S., Khadik Asrori, M., & Rendri Anggriawan, R. (2024). ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) MENJADI ABON. JATEKK, 2(1), 25–29. https://doi.org/10.33005/jatekk.v2i1.21
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.