The volume of waste in Indonesia is increasing along with population growth. Not only in large metropolitan cities, garbage is the source of problems, but in areas especially villages and hamlets, it also has problems with the increasing amount of waste. Many ways have been done by the community, but proper waste management has not been fully implemented. In Dusun Dandangan, Kabupaten Lamongan, waste management still uses traditional methods, namely landfill with the assumption that it will melt with the soil but forget about soil pollution which also affects groundwater, there are also those that are burned with the aim that all turn into ash. But this will also cause air pollution. Therefore, cooperation between the regional government, it’s Kepala Dusun Dandangan with the ARDAS (Arek Dandangan Asli) Youth Organization, trying to manage waste with a decentralization model as the initial stage of activity. Based on the results of the questionnaire regarding people's knowledge about how to manage waste, initially almost 75% of the residents did not understand how the effects of waste management were wrong. After counseling, more than 85% of residents understand that so much pollution arises due to improper waste management. Likewise in the second questionnaire regarding the level of citizen satisfaction with the existence of this program, as many as 95.77% stated that they were very satisfied with this activity. It is expected that this program will be upgraded to the decentralization stage so that it can reduce the volume of waste in the Dusun Dandangan area of Kabupaten LamonganABSTRAK Volume sampah di Indonesia semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Tidak hanya di kota-kota besar metropolitan saja sampah menjadi sumber permasalahan, tetapi di daerah khususnya wilayah desa dan dusun, juga mempunyai masalah dengan meningkatnya jumlah sampah. Banyak cara telah dilakukan oleh masyarakat tetapi pengelolaan sampah yang benar belum sepenuhnya diterapkan. Di Dusun Dandangan Kabupaten Lamongan, pengelolaan sampah masih menggunakan cara-cara tradisional, yaitu ditimbun dengan tanah dengan asumsi akan lebur dengan tanah tapi melupakan polusi tanah yang juga mempengaruhi air tanah, adapula yang dibakar dengan tujuan agar semua berubah menjadi abu. Tetapi hal ini juga akan menimbulkan polusi udara. Oleh karena itu dengan kerjasama antara pemerintah daerah yaitu Kepala Dusun Dandangan dengan unit Karang Taruna ARDAS (Arek Dandangan Asli), berupaya mengelola sampah dengan model sentralisasi sebagai tahap awal kegiatan. Berdasarkan hasil kuesioner mengenai pengetahuan warga tentang bagaimana mengelola sampah, maka pada awalnya hampir 75% warga tidak paham bagaimana dampak pengelolaan sampah yang salah. Setelah dilaksanakan penyuluhan, maka lebih dari 85% warga memahami bahwa begitu besar polusi yang timbul akibat pengelolaan sampah yang salah. Begitupula pada kuesioner kedua mengenai tingkat kepuasan warga dengan adanya program ini, maka sebanyak 95,77% menyatakan sangat puas dengan kegiatan ini. Diharapkan program ini ditingkatkan ke tahap desentralisasi sehingga mampu mengurangi volume sampah di wilayah Dusun Dandangan Kabupaten Lamongan.Kata kunci : sampah; sentralisasi; karang taruna; pengelolaan sampah; desentralisasi
CITATION STYLE
Setiawan, G., & Rahman, T. (2019). Edukasi dan Pengelolaan Sampah Model Sentralisasi Kepada Masyarakat Dusun Dandangan Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan Melalui Peran Serta Karang Taruna ARDAS (Arek Dandangan Asli). JAST : Jurnal Aplikasi Sains Dan Teknologi, 3(1), 24. https://doi.org/10.33366/jast.v3i1.1272
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.