Motivasi belajar merupakan salah satu kunci untuk meraih keberhasilan studi di semua jenjang pendidikan. Pada pendidikan tinggi, pemilihan program studi menjadi unsur sangat penting, dapat memengaruhi motivasi belajar. Mahasiswa sering menghadapi fakta, bahwa kuliahnya tidak selaras dengan keinginan. Penyebabnya karena beberapa hal, semisal tidak diterima pada program studi yang diminatinya, kesulitan biaya, kemauan orang tua, dan sebagainya. Ketidaksesuaian antara minat dan aktifitas belajar tersebut menyebabkan lemahnya motivasi, dan mereka laksana mahasiswa “setengah hati”. Artikel ini didasarkan atas wawancara yang dilakukan dengan mahasiswa baru Program Studi Pelayanan Pastoral STP-IPI Malang. Program studi ini menyiapkan lulusan menjadi pelayan pastoral dan memberi perhatian pada pemberdayaan penyandang disabilitas. Faktor panggilan dan passion yang khas, yang mendorong mahasiswa berminat masuk ke program studi ini. Kira-kira 40% mahasiswa mengaku minat utama studinya adalah tidak di bidang ini, namun karena tidak diterima pada program studi yang diinginkannya, mereka “terpaksa” masuk ke Program Studi Pelayanan Pastoral. Hal ini menyisakan problem motivasi belajar, yang berpengaruh pada prestasi akademik mereka. Artikel terapan ini bermaksud mengupas hal ikhwal tentang motivasi dan motivasi berprestasi dari tinjauan psikologis, dan menawarkan upaya-upaya meningkatkan motivasi belajar mahasiswa “setengah hati” berdasarkan kajian teori yang dipaparkan. Upaya-upaya berikut dapat dilakukan untuk memperbaiki motivasi belajar: (1) Sosialisasi dan sensitisasi profil lulusan, (2) Pembimbing akademik yang sesuai, (3) Pelatihan empati bagi dosen dan tenaga kependidikan, (4) Program pembentukan diri, (5) Beasiswa dan Ikatan Dinas, (6) Menjalin komunikasi dengan keluarga.
CITATION STYLE
Subasno, Y. (2019). MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA “SETENGAH HATI.” SAPA - Jurnal Kateketik Dan Pastoral, 4(2), 60–74. https://doi.org/10.53544/sapa.v4i2.79
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.