Abstract. Worm infections are spread throughout the world, including in Indonesia. Deworming disease is treated using synthetic anthelmintic. Indonesia is rich in plants that are useful as medicine, one of the plants that can be used to treat intestinal worms is watermelon seeds (Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai). This study aims to determine whether watermelon seeds have anthelmintic activity and to determine the effective concentration of watermelon seeds on the anthelmintic activity of pork round worm (Ascaris suum Goeze.) and their eggs in vitro. The test was divided inti 3 groups, the test group (10%, 5% and 2,5% w/v concentration), the comparison group (Pirantel pamoate, Piperazine citrate for pork roundworms, albendazole for helminth eggs), a negative control group (0,9% NaCl solution, disitilled water and Hank salin solution for pork roundworms). Parameters observed in round worms were to determine the type of paralysis and death of worms, as well as the percent inhibition of worm eggs. The results showed that watermelon seed infusion had anthelmintic activity by causing flaccid paralysis in pork roundworms and had an ovicidal effect on worm eggs. Watermelon seed infusion with concentrations of 10%, 5%, and 2,5% w/v had anthelmintic activity against pork roundworms and their eggs. The best activity shown at a concentration of 10% because the active compound contained more than the concentration of 5% and 2,5% w/v. Abstrak. Infeksi cacingan tersebar di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Penyakit cacingan diobati menggunakan antelmintik sintesis. Indonesia kaya akan tanaman yang bermanfaat sebagai obat, salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit cacingan adalah biji semangka (Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah biji semangka memiliki aktivitas antelmintik serta mengetahui konsentrasi efektif biji semangka pada aktivitas antelmintik cacing gelang babi dewasa (Ascaris suum Goeze.) serta telurnya secara in vitro. Pengujian dibagi dalam 3 kelompok, kelompok uji (konsentrasi 10&, 5%, dan 2,5% b/v), kelompok pembanding (Pirantel pamoat, piperazin sitrat untuk cacing gelang babi dewasa, albendzole untuk telur cacing). Parameter pengamatan pada cacing gelang babi dewasa yaitu mengetahui tipe paralisis dan kematian cacing dewasa, serta persen inhibisi terhadap telur cacing. Hasil penelitian menunjukkan infusa biji semangka memiliki antivitas antelmintik dengan menyebabkan paralisis flasid pada cacing gelang babi dewasa dan memiliki efek ovisidal pada telur cacing. Infusa biji semangka dengan konsentrasi 10%, 5%, dan 2,5% b/v memiliki aktivitas antelmintik terhadap cacing gelang babi dewasa serta telurnya. Aktivitas yang paling baik ditunjukkan pada konsentrasi 10% karena senyawa aktif yang terkandung lebih banyak dibandingkan dengan konsentrasi 5% dan 2,5% b/v.
CITATION STYLE
Rifa Nabilla Ruswandi, Suwendar, & Sri Peni Fitrianingsih. (2022). Uji Aktivitas Antelmintik Infusa Biji Semangka (Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai) terhadap Cacing Gelang Babi Dewasa (Ascaris suum Goeze.) dan Telurnya Secara In Vitro. Bandung Conference Series: Pharmacy, 2(2). https://doi.org/10.29313/bcsp.v2i2.4546
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.