Peningkatan fasilitas dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan wilayah secara merata. Pertumbuhan yang tidak seimbang dapat memicu ketimpangan pembangunan antar daerah. Kabupaten Sekadau terletak di antara Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Sintang yang secara relatif ‘lebih berkembang’. Kondisi ini menguntungkan bagi pengembangan wilayah karena pergerakan ekonomi kedua kabupaten tersebut akan melalui wilayah Kabupaten Sekadau. Namun, cakupan wilayah Kabupaten Sekadau yang luas memanjang dengan variasi kemiringan menjadi tantangan fisik dalam upaya pemerataan dan jangkauan pembangunan wilayah. Kondisi infrastruktur yang belum lengkap juga menyebabkan rendahnya aksesibilitas dan lambatnya pertumbuhan antar kecamatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat ketimpangan wilayah di Kabupaten Sekadau berdasarkan aspek fisik. Pendekatan penelitian termasuk jenis kuantitatif dengan metode analisis skoring berdasarkan perbandingan antara jumlah ketersediaan dan jumlah kebutuhan sarana pendidikan, sarana kesehatan dan sarana perekonomian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketimpangan fisik wilayah Kabupaten Sekadau tergolong ketimpangan sedang dimana 57% kecamatan berada pada tingkat ketimpangan sedang, 29% kecamatan berada pada tingkat ketimpangan tinggi dan 14% kecamatan berada pada tingkat ketimpangan rendah. Kecamatan yang tergolong ketimpangan fisik sedang adalah Kecamatan Nanga Mahap, Sekadau Hulu, Belitang Hilir dan Belitang. Kecamatan yang tergolong ketimpangan fisik tinggi adalah Kecamatan Nanga Taman dan Belitang Hulu. Kecamatan yang tergolong ketimpangan fisik rendah adalah Kecamatan Sekadau Hilir.
CITATION STYLE
Hernovianty, F. R., & Pratiwi, N. N. (2021). ANALISIS KETIMPANGAN FISIK WILAYAH KABUPATEN SEKADAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT. Jurnal TEKNIK-SIPIL, 21(1), 38. https://doi.org/10.26418/jtsft.v21i1.48513
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.