Studi ini mengkaji fenomena konflik agama dan sains terkait vaksinasi dalam dinamika penanganan Covid-19. Ada dua permasalahan penelitian dalam kajian ini; bagaimana konflik agama-sains terkait vakisnasi Covid-19? Bagaimana menengahi konflik agama-sains dalam vaksinasi Covid-19, ditinjau dari pemikiran Ian G. Barbour? Secara metodologi, kajian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Jenis data dalam penelitian ini ada dua, yaitu data primer yang bersumber dari media baik cetak maupun online pada periode Januari 2020 hingga Desember 2022, dan data sekunder yang diperoleh dari sumber-sumber kepustakaan. Dengan menggunakan teori hubungan agama-sains dari Ian G. Barbour, studi ini mendapati dua temuan penting; Pertama, salah satu problem krusial di tengah upaya banyak negara memerangi pandemi Covid-19 adalah adanya pertentangan atau pergesekan antara kalangan agamawan dan saintis. Pergesekan tersebut muncul seiring mencuatnya perbedaan pola pikir keduanya terkait penanggulangan dan pencegahan Covid-19, dalam hal ini vaksinasi Covid-19. Menyikapi polemik atau pertentagan ini, perlu adanya terobosan di level pemikiran, yakni dengan membangun gagasan jalan tengah, yang dengannya santis dan agamawan dapat bertemu, berdamai, dan saling kompromi. Kedua, dalam perspektif pemikiran Iai G. Barbour, hubungan agama dan sains dapat dipetakan ke dalam empat pola, yaitu pola konflik, independensi, dialog, dan terakhir adalah pola integrasi. Dari keempat pola ini, pendekatan paling ideal sebagai jalan tengah konflik agama dan sains terkait vaksinasi Covid-19 adalah dengan melakukan integrasi.
CITATION STYLE
Abd Hannan. (2022). Jalan Tengah Konflik Agama Sains dalam Vaksinasi Covid-19 Perspektif Pemikiran Ian G. Barbour. KURIOSITAS: Media Komunikasi Sosial Dan Keagamaan, 15(1), 43–78. https://doi.org/10.35905/kur.v15i1.2562
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.