ABSTRACTBelis Imamat (BI), sebuah novel karya Inyo Soro menceritakan tentang perjalanan hidup seorang calon pastor (Iting), bercita-cita menentang tirani belis (mas kawin) yang dirasa menjadi sumber berbagai masalah sosial sepanjang generasi. Pokok bahasan dalam penelitian ini mengangkat fenomena sosial-budaya yang dikemas penulis melalui sebuah novel, pandangan dunia penulis, dan nilai pendidikan yang tercermin dalam novel tersebut. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan analisis dokumen, mulai dari tahap membaca, pencatatan dan kemudian analisis dokumen. Pandangan Inyo Soro tentang keberadaan belis dalam adat-istiadat masyarakat Nusa Tenggara Timur sebagaimana diceriterakan dalam novel belisImamat mengungkapkan bahwa belis memang sebuah tradisi yang mencerminkan pernikahan tradisional yang sangat memberatkan, bahkan lebih dari itu, belis sering mengikis nilai-nilai cinta dan kemanusiaan. Disamping menjadi syarat sahnya sebuah hubungan perkawinan, tradisi yang kuat dan tak terelakkan anggota masyarakat yang menjunjung tinggi belis menunjukkan pandangan alternatif seorang penulis terhadap esensi belis dengan sesuatu yang bernilai lebih tinggi daripada materi yakni gelar kehormatan Imamat. Pentahbisan gelar imamat merupakan pengganti bagi belis orang tua yang pernah terhutang, yang pada dasarnya sebagai refleksi hakikat belis itu sendiri.Keywords: Belis Imamat; novel; adat; masyarakat
CITATION STYLE
Rodliyah, S. (2018). PERLAWANAN SENYAP TERHADAP SISTEM PERNIKAHAN ADAT MELALUI SASTRA TULIS: NOVEL BELIS IMAMAT, KARYA INYO SORO. Paramasastra, 5(1). https://doi.org/10.26740/parama.v5i1.2728
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.