Latar belakang dan tujuan: Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Provinsi Bali terutama di Kota Denpasar dengan angka insiden tahun 2014 sebesar 217,7/100.000 penduduk. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari angka insiden nasional sebesar 51/100.000 penduduk. Dengue Shock Syndrome (DSS) masih sering dijumpai dengan kematian yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko DSS pada pasien DBD yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya Denpasar.Metode: Rancangan penelitian adalah kasus kontrol dengan jumlah kasus sebanyak 47 yaitu seluruh pasien DSS dan kontrol sebanyak 94 yang dipilih secara acak sistematik dari semua pasien DBD yang dirawat inap di RSUD Wangaya tahun 2013-2014. Data faktor risiko diperoleh dari rekam medik yaitu umur, jenis kelamin, lama demam, riwayat DBD, hematokrit, trombosit, kelas perawatan dan jaminan kesehatan.Hasil: Faktor yang secara independen terbukti berhubungan dengan kejadian DSS adalah riwayat infeksi DBD dengan adjusted OR=11,6 (95%CI=1,83-73,96), lama demam sebelum masuk rumah sakit ≥4 hari dengan adjusted OR=5,5 (95%CI: 2,03-14,96), hematokrit ≥42% dengan adjusted OR=2,8 (95%CI: 1,02-7,68), trombosit <50.000/mm3 dengan adjusted OR=5,2 (95%CI: 1,88-14,36) dan perawatan di Kelas III dengan adjusted OR=2,9 (95%CI: 1,01-8,29).Simpulan: Riwayat infeksi DBD sebelumnya dan keterlambatan mengenali gejala DBD meningkatkan risiko terjadinya DSS. Selain itu kelas perawatan juga meningkatkan risiko terjadinya DSS.
CITATION STYLE
Yatra, I. M. S., Putra, I. W. G. A. E., & Pinatih, G. N. I. (2015). Riwayat Demam Dengue dan Keterlambatan Diagnosis sebagai Faktor Risiko Dengue Shock Syndrome di RSUD Wangaya Denpasar. Public Health and Preventive Medicine Archive, 3(2), 150–154. https://doi.org/10.15562/phpma.v3i2.108
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.