Penerimaan diri merupakan kondisi ketika seseorang mampu menerima segala aspek tentang dirinya tanpa membenci dirinya sendiri. Penerimaan diri menjadi sangat sulit di masa-masa remaja dan membutuhkan dukungan dari keluarga. Namun pembentukan keluarga baru dapat membuat remaja mengalami kesulitan yang lebih dalam untuk menumbuhkan penerimaan dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerimaan diri remaja yang memiliki keluarga tiri serta mengetahui faktor-faktor yang menunjang penerimaan diri remaja yang memiliki keluarga tiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan disain studi kasus. Proses pengambilan data dilakukan dengan observasi partisipan dan juga wawancara mendalam. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja laki-laki dan perempuan yang memiliki keluarga tiri. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa kedua subjek yang memiliki keluarga tiri memiliki penerimaan diri yang berbeda meskipun keduanya sama-sama mendapatkan penolakan dari keluarga tirinya. Subjek perempuan memiliki penerimaan diri yang baik sementara itu subjek laki-laki kurang memiliki penerimaan diri. Usia dan jenis kelamin subjek menjadi faktor yang berperan. Faktor lain yang juga mendukung penerimaan dirinya adalah dukungan sosial, berfikir positif, pemahaman diri, konsep diri positif, memiliki keberhasilan dalam bidang tertentu, harapan realistis, serta tidak memiliki stress yang berat.
CITATION STYLE
Mufidatu Z, F., & Sholichatun, Y. (2016). Penerimaan Diri Remaja yang Memiliki Keluarga Tiri. Psikoislamika : Jurnal Psikologi Dan Psikologi Islam, 13(1), 29. https://doi.org/10.18860/psi.v13i1.6407
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.