Studi ini merupakan sebuah reviu teoritis yang membahas tentang volunteering dari aspek-aspek psikologi, fisiologi, dan budaya. Kegiatan sukarela atau volunteering merupakan kegiatan apa pun yang mengalokasikan waktu, materi, dan tenaga secara gratis kepada orang lain, kelompok, atau organisasi. Volunteer atau sukarelawan mencurahkan waktu, materi, dan energi mereka melalui banyak cara. Volunteering kemudian menjadi populer di berbagai negara termasuk Indonesia yang menjadi salah satu negara dengan tingkat volunteering tertinggi di dunia. Faktor budaya (kolektivistik vs individualistik) berpengaruh terhadap volunteering meskipun masih terdapat hasil yang inkonsisten. Selain itu, religiusitas dan level kepercayaan sosial berkontribusi terhadap hal ini. Proses fisiologis seperti genetik, hormonal, dan neurobiologis melandasi perilaku prososial. Interaksi dari ketiga hal tersebut berdampak pada aspek psikologis seperti ekspresi emosi positif dan well-being, terlepas dari berbagai rentang usia. Manfaat yang dirasakan oleh volunteer salah satunya adalah memiliki kondisi kesehatan mental dan kondisi kesehatan yang lebih baik daripada non-volunteer. Mengingat banyaknya manfaat dari kegiatan volunteering, diharapkan adanya langkah persuasif dengan melibatkan berbagai stakeholder untuk mengajak lebih banyak orang terlibat dengan segala bentuk kegiatan sukarela, baik yang sifatnya perseorangan maupun kolektif.
CITATION STYLE
Shaleha, R. R. A., & Kurniasari, E. (2023). Time Well Spent: Manfaat Psikologis dari Volunteering. Humanitas (Jurnal Psikologi), 7(2), 151–162. https://doi.org/10.28932/humanitas.v7i2.7098
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.