Sifat Manusia Al-Qur'an Al-Tin menyatakan bahwa manusia adalah manusia yang baik (ahsani taqwim). Oleh karena itu, Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan bertakwa agar menjadi manusia yang berakhlak mulia dan mencapai kesempurnaan fisik dan mental yang sempurna dengan potensi menjadi Ahsani Takwim (makhluk tertinggi) harus dibangun dan dikembangkan. dan sebaliknya. Sebaliknya, Tuhan menurunkan levelnya. Orang yang beriman dan beramal shaleh. Epistemologi yang digunakan Fazlur Rahman adalah Bayani, epistemologi ini khas pemikiran Arab, menekankan otoritas teks sebagai sumber informasi utama dan Nahwu di bidang lain sebagai alat untuk menganalisis teks. Juga menggunakan Shorof, Balghoh, Fiqh, dan Kalam. Dan sifat Al-Qur'an itu universal, dan para mufassir ketika melihat Al-Qur'an biasanya tidak rasional dan menggunakan pendekatan lain juga. Sehingga hasil pengambilan hukum dan hakikat al-Qur'an tidak mengalami kerancuan dalam mengambil sikap atas dasar al-Qur'an, menurut Rahman. Konsep manusia harus diyakini oleh Rahmatan Lil Alamin, Tafsir adalah proses yang tidak final dan pasti, tetapi tetap membutuhkan. tambahan sesuai dengan perjalanan waktu, sehingga Al-Qur'an akan selalu menjadi sumber jawaban yang konkrit.
CITATION STYLE
Hamzah, A. A., & Rismanto, D. (2022). Konsep Manusia dalam Al-Qur’an Surat Al-Tin Pendekatan Tafsir Fazlur Rahman. Lisyabab : Jurnal Studi Islam Dan Sosial, 3(1), 53–66. https://doi.org/10.58326/jurnallisyabab.v3i1.120
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.