The decoction of avocado peels was tested for their hepatoprotective activity against carbon tetrachloride-induced hepatotoxicity in rat. The rats were treated with the decoction of avocado peels at doses of 363; 762, 1600 mg/kg per oral once in a day for 6 days and carbon tetrachloride (2 mL/kg) was given on the 7th day. Different groups of rats were given water decoction of avocado peels at a dose of 363; 762, 1600 mg/kg and after 6 hours received carbon tetrachloride (2 mL/kg), respectively. The degree of protection was measured by using biochemical parameters like serum transaminase, alkaline phosphatase and albumin. From these results it suggested that the decoction of avocado peels 762, 1600 mg/kg for 6 hours has a potent hepatoprotective action upon carbon tetrachloride-induced hepatic damage in rats. . Keywords: decoction, peel, avocado, hepatoprotective PENDAHULUAN Hepar sebagai organ terbesar dalam tubuh dengan berat rerata sekitar 2,5% dari berat badan orang dewasa normal, terletak pada rongga perut bagian kanan atas. Hepar memegang peranan penting untuk mempertahankan hidup dan berperan pada hampir setiap fungsi metabolisme tubuh (Sari dkk., 2008). Salah satu jenis kerusakan hati yaitu perlemakan hati (steatosis), merupakan kondisi dimana terjadi penumpukan lemak pada hati (Fransiskus, 2011). Prevalensi perlemakan hati di Indonesia mencapai 30,6% (Sofia dkk., 2009). Terkait dengan kejadian perlemakan hati tersebut, maka pemanfaatan tanaman dapat menjadi pengobatan alternatif. Karbon tetraklorida (CCl4) merupakan salah satu senyawa model hepatotoksin dengan tipe kerusakan perlemakan hepar. Senyawa ini akan menghasil radikal bebas triklorometil dengan katalis enzim sitokrom P-450 yang dapat menimbulkan peroksidasi lipid. Hasil ini dapat menyebabkan kerusakan sel berupa perlemakan hati (steatosis) (Timbrel, 2008). Alpukat (Persea americana Mill.) selain dimanfaatkan sebagai buah, namun juga banyak digunakan sebagai obat tradisional (Marlinda, Meiske, Audy, 2012). Alpukat memiliki khasiat sebagai antioksidan yang diperoleh dari kandungan fenolnya sehingga dapat bermanfaat sebagai hepatoprotektor yang berperan dalam proteksi tubuh terhadap hepatotoksisitas (AlWasel and Bashandy, 2011). Rodriguez-Carpena et al. (2011) dan Konsinska et al. (2012) melaporkan limbah alpukat berupa biji dan kulit alpukat menunjukkan aktivitas antioksidan yang besar dibandingkan daging buah. Menurut Vinha et al. (2013) kandungan biji dan kulit alpukat hampir sama, berupa flavonoid, karotenoid, vitamin C, dan vitamin E. Adanya kandungan flavonoid, karotenoid, dan fenolik dapat mencegah kerusakan oksidatif sel, mempunyai aktifitas perlindungan terhadap resiko kanker dan penyakit hati. Hendra dkk. (2014) melaporkan pemberian infusa dan dekokta biji alpukat selama 6 hari memberikan efek proteksi baik pada hepar maupun renal pada tikus terinduksi karbon tetraklorida. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu diketahui apakah kulit alpukat mempunyai efek proteksi pada hepar terinduksi karbon tetraklorida.
CITATION STYLE
Hendra, P., Liong, P., Putri, B. W. R., Fransiskus, A. S., Andriani, F., Putriati, A., & Eviani, T. (2016). Efek Proteksi Dekokta Kulit Alpukat Pada Hepar Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida. Journal of Pharmaceutical Sciences and Community, 13(02), 61–66. https://doi.org/10.24071/jpsc.2016.130203
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.