WISATA ALAM DI KERESIDENAN PRIANGAN PADA PERIODE AKHIR KOLONIAL (1830-1942)

  • Ariwibowo G
N/ACitations
Citations of this article
33Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

AbstrakBumi Priangan telah sejak lama dikenal dengan pesona alam yang dimilikinya. Pesona alam Priangan sejak masa kolonial Belanda telah menarik para pelancong untuk mengunjungi wilayah ini. Kajian ini membahas faktor-faktor yang membuat alam Priangan mampu menarik kunjungan para turis pada periode akhir kolonial. Kajian ini menggunakan konsep terbentuknya suatu wilayah hingga mampu menjadi suatu destinasi wisata berdasarkan kajian Stephan Wearing, serta melihat pengaruh pemahaman orientalisme abad ke-19 dan ke-20 yang melatarbelakangi kunjungan para wisatawan terutama ke wilayah-wilayah jajahan. Berdasarkan arah kajian ini maka faktor-faktor yang menjadi dasar mengapa Priangan mampu menarik kunjungan para pelancong antara lain, 1) pesona dan keindahan alamnya; 2) sarana dan fasilitas pendukung wisata; 3) harmonis dan nyamannya kehidupan sosial dan budaya masyarakatnya; serta 4) pesona keindahan dataran tinggi dan gunung berapi di sekitar Priangan. Melalui kajian ini diharapkan mampu membuka ruang diskusi lain terkait perkembangan pariwisata di Hindia Belanda, dan Priangan pada khususnya. AbstractPriangan has been known for its natural charm. The natural charm of Priangan, since the Dutch colonial period, has attracted travelers to visit this region. This study discusses the factors that generate Priangan nature attractive for the tourists at the end of the colonial period.It uses the concept of a region formation in becoming a tourist destination by Stephan Wearing studies, as well as the influence of Orientalism understanding of the 19th and 20thcentury behind the touristsvisits, especially to the colonies. Under the direction of this study, the factors which form the basis on why Priangan is capable of attracting the travelersare:  1) the charm and natural beauty; 2) the aids and tourist support facilities; 3) the harmony and  the comfort of social and cultural life; and 4) the beauty of the highlands and volcanoes around Priangan. Through this study, it is expected to open up the space of discussions related to the development of tourism in the East Indies, especially in Priangan.

Cite

CITATION STYLE

APA

Ariwibowo, G. A. (2015). WISATA ALAM DI KERESIDENAN PRIANGAN PADA PERIODE AKHIR KOLONIAL (1830-1942). Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya, 7(3), 399. https://doi.org/10.30959/patanjala.v7i3.108

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free