Sejauh ini, sejarah mencatat bahwa pondok pesantren merupakan lembaga tertua di daerah Padang Lawas dibandingkan dengan lembaga-lembaga pendidikan formal lainnya. Semenjak zaman penjajahan disinyalir daerah ini sudah memiliki beberapa ulama sekaliber ulama-ulama yang lain di Nusantara dengan mendirikan pondok pesantren. Hanya saja karena jauh dari pusat pemerintahan, para ulama-ulama ini tidak begitu diekspos dalam sejarah Indonesia, padahal tidaklah kalah pentingnya peran mereka dalam membina keberagamaan dengan membangun lembaga pendidikan untuk anak-anak muslim di daerahnya. Lembaga pendidikan pondok pesantren tertua yang ada di kabupaten Padang Lawas sampai saat ini masih mampu berdiri kokoh dan tetap eksis membina anak-anak muslim walaupun perkembangannya tidak begitu melejit layaknya pondok pesantren Tebuireng, Gontor, Mustafawiyah dan sebagainya. Dengan pendekatan pustaka ditemukan bahwa seiring berkembangnya zaman, daerah Padang Lawas mengalami modernisasi yang ditandai dengan mekarnya daerah ini pada tahun 2007 dari Kabupaten Tapanuli Selatan. Pemekaran ini dilakukan atas amanah undang-undang otonomi daerah dan juga oleh sebuah kesadaran pounding father bahwa daerah Padang Lawas harus mampu bangkit dan mengejar ketertinggalannya dari daerah-daerah yang lain di Indonesia. Perajalanan waktu panjang kehidupan masyarakat Padang Lawas yang mayoritas muslim ini kemudian banyak melahirkan pesantren sebagai wahana untuk membina keberagamaan santri sebagai bentuk upaya melestarikan ajaran Nabi Muhammad SAW. Kata Kunci : Dinamika, Pondok Pesantren, Keberagamaan
CITATION STYLE
Harahap, M., & Siregar, L. M. (2020). Dinamika Pondok Pesantren Dalam Membina Keberagamaan Santri Kabupaten Padang Lawas. JKIP : Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan, 1(1), 26–36. https://doi.org/10.55583/jkip.v1i1.66
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.