Dalam sistem peradilan, remaja yang berhadapan hukum akan ditempatkan di Lembaga Khusus Pembinaan Anak (LPKA). Hidup di LPKA merupakan pengalaman kehidupan yang penuh dengan tekanan. Tekanan yang dialami karena mereka tidak lagi memiliki kebebasan akibat jauh dari orangtua, teman sebaya, dan harus menjalani pembinaan di Lapas menimbulkan perasaan negatif seperti timbulnya kecemasan. Kecemasan tersebut merupakan rasa khawatir tentang masa depan yang menimbulkan perasaan tidak jelas, tidak pasti dan kegelisahan. Hal tersebut timbul karena ketidakmampuan individu menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi. Art therapy diketahui dapat menurunkan kecemasan pada individu. Dengan ini, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan art therapy dengan pendekatan kelompok dapat menurunkan kecemasan pada Anak didik LPKA. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi-eksperimen. Teknik pengambilan sampel purposive sampling dilakukan dengan memberikan alat ukur State Trate Anxiety for Children-Trait (STAIC-T) yang telah dimodifikasi untuk melihat tingkat kecemasan partisipan. 5 dari 50 partisipan terpilih dan peneliti mengambil data individual menggunakan wawancara, tes grafis (Draw a Person, BAUM. & Wartegg Test). Setelah 8 sesi intervensi, diketahui bahwa terdapat penurunan tingkat kecemasan pada partisipan dengan adanya perubahan kualitas gambar dan penurunan skor pada alat ukur STAIC-T. Hal tersebut menunjukkan bahwa art therapy dengan pendekatan kelompok ternyata efektif dalam membantu menurunkan kecemasan. In the justice system, adolescents who break the law will be placed in the Special Child Development Institute (LPKA). Life in LPKA is a stressful experience. Being away from their parents, peers, and being forced to undergo coaching in correctional facility creates anxiety. Anxiety is a sense of worry about the future that causes feelings of disorientation, uncertainty and uneasiness. It arises from the inability of individuals to adjust to the changes that occur. Art therapy is known to reduce anxiety in individuals. Considering this fact, this study aims to determine whether the application of art therapy with a group approach can reduce anxiety in LPKA students. The research design used was quasi-experimental. The purposive sampling technique was carried out by providing a modified State Trate Anxiety for Children-Trait (STAIC-T) measuring tool to measure participants' anxiety levels. 5 out of 50 participants were selected and researchers took individual data using interviews, graphic tests (Draw a Person, BAUM. & Wartegg Test). After 8 intervention sessions, a decrease in the level of anxiety of participants was found, with a change in image quality and a decrease in scores of STAIC-T. This indicates that art therapy with a group approach was effective in reducing anxiety.
CITATION STYLE
Bella Persada, I., & Agustina, A. (2019). PENERAPAN ART THERAPY DENGAN PENDEKATAN KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN PADA ANAK BINAAN DI LPKA TANGERANG. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, Dan Seni, 3(1), 269. https://doi.org/10.24912/jmishumsen.v3i1.3508
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.